Untuk
memasuki di tahun 2013 dan membuka kalender terbaru di tahun 2013 maka
saya hadirkan cerita sex terpanas ini dan semoga menghibur anda
semuannya dengan cerita mesum ini langsung aja cakedok. - Fie Cien, 30
tahun, kepala cabang salah satu bank yang paling terkenal banyak
ATM-nya, dimana ia diculik dan diperkosa beramai-ramai selama 3 hari 3
malam beberapa bulan yang lalu. Fie Cien seorang wanita yang cukup
cantik, walaupun tubuhnya kelihatan agak berisi, namun tidak mengurangi
penampilannya sehari-hari.
Dengan tinggi badan 165 cm dan ukuran bra 36B, membuat penampilannya
makin menggairahkan, apalagi jika ia memakai sepatu hak tinggi, rok span
di atas lutut serta blous silk yang tipis, membuat semua pria yang
menatapnya ingin mencicipi tubuhnya. Hampir setiap hari ia berpakaian
seperti itu, hingga bra putih berenda ukuran 36B yang dipakainya itu
dapat terlihat tembus dari balik blousnya yang tipis.
Pada suatu hari, beberapa bulan yang lalu, secara kebetulan suami Fie
Cien tidak dapat menjemputnya di kantor karena ada urusan mendadak. Maka
malam itu sehabis lembur, sekitar jam 8 malam ia menunggu taxi tidak
jauh dari depan kantornya, yang malam itu sudah agak sepi dan gelap.
Tiba-tiba tanpa disadarinya, sebuah mobil sedan berkaca gelap berhenti
di depannya. Sekonyong-konyong keluar seorang pemuda dari pintu belakang
dan langsung menyeret Fie Cien masuk ke dalam mobil tersebut, dan
langsung tancap gas dalam-dalam meninggalkan tempat tersebut.
Di dalam mobil tersebut ada tiga orang pria, Fie Cien diancam untuk
tidak berteriak dan bertindak macam-macam, sementara mobil terus melaju
dengan cepat. Fie Cien duduk diapit 2 orang pria, yang sementara mobil
melaju berusaha meremas-remas pahanya, hingga tangan kedua lelaki
tersebut bergantian meremas-remas selangkangannya yang dibalut celana
korset putih berenda tersebut.
Kedua tangan Fie Cien diikat dengan tali tambang hingga dadanya yang
masih dilapisi blous putih itu mencuat kedepan tidak tertahankan.
Sementara itu kedua orang pria yang mengapitnya itu terus
mengobok-ngobok selankangan Fie Cien hingga rok spannya tersingkap
sampai sepinggang, sementara kedua belah kakinya yang masih memakai
sepatu hak tinggi tersebut dibentangkan lebar-labar kekiri dan kanan
sampai akhirnya kedua lelaki tersebut dengan leluasa mengusap-ngusap
selangkangan Fie Cien, hingga akhirnya mereka tiba di sebuah rumah besar
disuatu daerah sepi.
Mobil langsung masuk ke dalam dan garasi langsung ditutup rapat-rapat.
Kaki dan tangan Fie Cien diikat, sementara mulutnya disumpal pakai
tissue. Fie Cien langsung digotong oleh dua orang masuk ke dalam rumah.
Dan alangkah terkejutnya Fie Cien begitu masuk ke dalam ruangan
tersebut. Ternyata diluar dugaannya, disana sudah menunggu kurang lebih
sekitar lima puluh orang pria, yang rata-rata sudah setengah bugil dan
mereka sedang menonton blue film sambil sesekali memainkan batang
kejantanan mereka.
Fie Cien didudukkan di kursi sofa di antara mereka, dan mereka langsung
membuka tali pengikat kaki dan tangannya serta sumbatan mulutnya. Fie
Cien sudah tidak dapat bergerak dan berteriak lagi karena lemas
ketakutan, sementara badannya terus gemetaran karena begitu takutnya
dia. Salah seorang berkata kepadanya bahwa mereka tidak akan menyiksa
atau memukulnya, asalkan Fie Cien menuruti kemauan mereka semua. Dan
tanpa berlama-lama lagi mulailah Fie Cien dikerjain beramai-ramai.
Satu persatu dari mereka mulai meraba-raba tubuhnya, sementara yang
lainnya berusaha membuka kancing baju blous Fie Cien, hingga terlepaslah
blous tersebut dari tubuhnya. Dan betapa nafsunya mereka melihat tubuh
Fie Cien yang montok putih dan dengan bra berenda yang sangat menggunung
menutupi sepasang payudaranya yang indah. Paha yang masih tertutup rok
span merah itu sekarang mulai digerayangi, dan mereka berusaha
menyingkapkannya ke atas sambil membentangkan kedua kaki Fie Cien
lebar-lebar sampai celana dalam model korset yang berwarna putih itu
terlihat sangat jelas dan membuat Fie Cien terlihat semakin menggoda
untuk dikerjain.
Tanpa membuang waktu lagi, mereka bergantian meremas-remas payudaranya
yang besar itu. Beberapa tangan menyelinap di balik bra putih Fie Cien
dan berusaha meremas-remas gunung kembar tersebut sambil memilin-milin
puting susunya, hingga akhirnya mereka membetot BH Fie Cien ke bawah
sampai kedua gunung kembar Fie Cien tersembul bergoyang-goyang. Dan
langsung saja beberapa orang membuka celananya, dan bergantian
menjepitkan penis mereka di antara gunung kember Fie Cien yang montok
itu, dan menggerakkannya ke atas ke bawah dengan cepat.
Sementara gunung kembar Fie Cien sedang 'dinikmati', beberapa orang
lainnya meremas-remas paha Fie Cien sambil mengusap-ngusap selangkangan
Fie Cien yang masih dibalut celana korset putih itu. Hingga saking tidak
tahan lagi karena nafsu, salah seorang menggunting celana korset Fie
Cien di bagian selangkangannya, hingga terlihatlah vagina Fie Cien yang
ditutupi bulu-bulu halus. Salah seorang mencoba untuk memasukkan jari
tengahnya ke dalam vagina Fie Cien, yang sebelumnya sudah diolesi
semacam pelumas yang licin, hingga jari tersebut keluar masuk dengan
leluasa, dan membuat yang lainnya ingin mencoba sampai akhirnya sekitar
dua puluh tiga orang dengan nafsunya bergantian memasukkan jari tengah
maupun telunjuk mereka ke dalam vagina Fie Cien.
Sementara itu Fie hanya dapat pasrah dalam keadaan lemas tidak berdaya
karena ia sangat shock melihat tubuhnya mulai diperkosa bergantian oleh
lima puluh tiga laki-laki. Beberapa orang mulai memaksa Fie Cien untuk
meng-oral batang kejantanan mereka. Satu orang di belakang Fie Cien
memegangi kepalanya, sementara yang lainnya memaksakan batang
kejantannya masuk ke dalam mulut Fie Cien hingga mentok sampai pangkal
penis mereka dan sepasang buah sakar bergelantungan di depan bibir Fie
Cien.
Musik Rock yang hingar bingar melatar belakangi pemerkosaan Fie Cien,
dan mereka terus bergantian mengocokkan batang penis mereka di dalam
mulut Fie Cien keluar masuk dangan cepat hingga buah sakarnya
memukul-mukul dagu Fie Cien. Bunyi berkecipak karena gesekan bibir Fien
dan batang penis yang sedang dikulumnya tidak dapat dihindarkan lagi,
dan membuat orang yang sedang mengerjainya makin bernafsu dan makin
mempercepat gerakan pinggulnya yang tepat berada di depan wajah Fie Cien
hingga batang penisnya juga makin cepat keluar masuk mulut Fie Cien dan
sesekali membuat Fie Cien tersedak dan ingin muntah.
Lima puluh tiga batang penis dengan ukuran 15 cm hingga 20 cm sudah
dikulumnya dan membuat Fie Cien makin lemas dan pucat. Rata-rata dari
mereka sudah tidak tahan, dan mulailah mereka menyetubuhi Fie Cien.
Salah seorang memangku Fie Cien menghadap ke arahnya hingga gunung
kembar Fie Cien mencuat tepat di depan wajahnya, sementara itu orang
tersebut menusukkan batang penisnya ke dalam vagina Fie Cien. Dengan
dibantu temannya, mereka menggerakkan tubuh Fie Cien ke atas ke bawah
hingga penisnya terkocok-kocok keluar masuk vagina Fie Cien, dan lelaki
yang memangkunya dapat menghisap-hisap serta meremas-remas payudaranya
dengan leluasa.
Sementara itu dua orang lagi memaksa Fie Cien memegang batang penis
mereka dan mengocoknya dengan cepat, yang lainnya lagi meremas-remas
payudara Fie Cien dari arah belakang sambil menempelkan batang
kejantannya di tubuh Fie Cien. Puas dengan gaya pangku, mereka memaksa
Fie Cien berdiri nungging, dan menyetubuhinya dari arah belakang,
sementara beberapa lelaki mengocok batang penis mereka di depan wajah
Fie Cien, dan memaksanya untuk mengulum-ngulum serta menghisap batang
kejantanan mereka.
Kedua gunung kembar Fie Cien diremas-remas dari arah depan oleh lelaki
yang batang kejantanannya sedang dihisapnya, sementara beberapa
laki-laki dengan begitu napsunya bergantian memacu batang penis mereka
di dalam vagina Fie Cien. Penis demi penis bergantian berada di muka,
mulut serta vaginanya, bahkan beberapa dari mereka dengan sengaja
menampar-nampar penis mereka di wajah Fie Cien, hingga menimbulkan bunyi
yang membuat mereka makin bernafsu memperkosa Fie Cien.
Sudah satu jam lebih mereka memperkosa Fie Cien, dan hampir semua lelaki
yang ada sudah mendapat giliran, dan kini mereka ingin sekali untuk
mengeluarkan spermanya di wajah, mulut serta payudara Fie Cien. Fie Cien
dipaksa duduk di kursi sofa yang berada di ruang tamu tersebut, dan
empat orang mulai berdiri mengelilinginya sambil memaksanya mengocok
serta mengulum batang kejantanan mereka, hingga akhirnya satu persatu
mulai memuncratkan air mani mereka di wajah Fie Cien. Rata-rata dari
mereka muncrat sangat banyak hingga membuat wajah Fie Cien basah tidak
karuan oleh banyaknya air mani yang ditumpahkan di wajahnya.
Tidak sedikit dari mereka yang memaksa Fie Cien untuk membuka mulutnya
dan menyemprotkan sperma mereka bergantian di mulut Fie Cien, serta
memaksanya untuk menelannya. Beberapa orang dari mereka juga
menyemprotkan spermanya di payudara dan leher Fie Cien, hingga Fie Cien
terlihat mandi sperma yang luar biasa. Ada yang menyemprotkan spermanya
di ubun-ubun kepala Fie Cien. Hingga sperma berhamburan turun membuat
garis lurus dari dahi hingga ke bibirnya.
Sepuluh orang bergantian menggunakan wajah Fie Cien untuk berejakulasi
dengan cara menekan-nekan serta menggerakan wajahnya turun naik di
selangkangan mereka hingga akhirnya air mani mereka muncrat berhamburan
membasahi serta membuat lengket wajah Fie Cien. Dua orang dari mereka
berusaha untuk menyendoki sperma yang menempel di wajah dan payudaranya,
lalu mencekokinya ke mulut Fie Cien dan memaksanya untuk menelannya,
hingga wajah dan payudara Fie Cien bersih mengkilat. Lima puluh enam
orang sudah membuang spermanya di tubuh Fie Cien, dan kini Fie Cien
diistirahatkan dan dimandikan oleh beberapa orang, untuk kembali
diperkosa beberapa jam lagi.
Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, dan Fie Cien sudah kembali
cantik dan bersih dengan bra putih berenda serta korset baru yang sudah
dipersiapkan khusus untuknya. Fie Cien dipaksa menonton dirinya sendiri
yang tadi difilmkan oleh mereka, terutama pada bagian dimana ia memakan
sperma para lelaki yang begitu brutal memaksanya.
Kini Fie Cien kembali dikerjain oleh mereka, dan setengah dari mereka
adalah wajah baru meggantikan mereka yang sudah merasa puas mengerjai
Fie Cien. Mereka kembali menyetubuhi Fie Cien dengan nafsunya sambil
memaksanya mengocok serta menghisap-hisap penis mereka hingga akhirnya
mereka berejakulasi dan mengumpulkan sperma mereka di dalam gelas whisky
yang berkaki panjang, dan terkumpulah enam puluh sperma laki-laki dalam
tiga gelas whisky tersebut.
Satu gelas pertama dari sperma tersebut dituangkan ke dalam semangkuk
penuh butiran jagung manis yang sudah direbus dan diaduk hingga rata,
tidak lupa juga salah seorang dari mereka mencampurkan susu kental manis
ke dalam mangkuk jagung tersebut, dan Fie Cien dipaksa makan jagung
sperma tersebut sambil disuapi bergantian oleh beberapa laki-laki.
Bahkan lima belas orang dari mereka ada yang langsung mengecrotkan air
maninya ke dalam mangkuk jagung tersebut hingga makin kental saja kuah
jagung yang harus dinikmati Fie Cien, hingga akhirnya jagung tersebut
habis ditelannya.
Gelas kedua kini dicekoki ke mulut Fie Cien sesendok demi sesendok
hingga habis tidak bersisa, dan sisa-sisa air mani yang ada di gelas
dikuas dengan potongan ketimun yang akhirnya disumpalkan ke dalam mulut
Fie Cien dan dipaksa mengunyah, kemudian menelannya. Gelas ketiga
dituangkan dari atas kepala Fie Cien hingga membasahi seluruh wajah,
leher, payudara serta dada Fie Cien. Dan mereka seperti biasa menyendoki
sperma tersebut dan menyuapinya ke mulut Fie Cien.
Beberapa orang yang belum puas kembali menjepitkan penis mereka di
belahan payudara Fie Cien, dan mengocoknya dengan sangat cepat sampai
akhirnya mereka bergantian menyemprotkan air mani mereka di wajah Fie
Cien yang sudah mandi sperma tersebut, hingga bertetesan ke payudaranya.
Salah seorang mengambil celana dalam korset milik Fie Cien yang dari
tadi sudah dicopot dari selangkangannya dan Fie Cien dipaksa memegang
korsetnya itu dengan kedua tangan yang direntangkan dan kurang lebih
tiga puluh orang laki-laki yang masih belum puas spermanya diminum Fie
Cien mulai beraksi lagi.
Mereka mulai mengocok-ngocok penis mereka di depan wajah Fie Cien,
sementara Fie Cien terus dipaksa merentangkan korsetnya itu, dan satu
persatu dari mereka mulai berejakulasi dan bergantian menyemprotkan
spermanya di wajah Fie Cien maupun di atas korset Fie Cien, hingga
tetesan air mani dari wajah Fie Cien jatuh di korset tersebut. Hingga
akhirnya korset tersebut berat dengan sperma yang tertampung di atasnya,
bahkan sampai tembus menetes membasahi paha Fie Cien.
Celana korset tersebut diangkat oleh salah seorang dari tangan Fie Cien,
dan mereka memaksa Fie Cien membuka mulutnya, dan salah seorang dari
mereka menyumpalkan korset tersebut ke dalam mulut Fie Cien dengan
brutalnya dan menekannya hingga habis melesak masuk semua ke dalam mulut
Fie Cien dan mereka bergantian menekan-nekan korset tersebut agar air
maninya meresap ke tenggorokan Fie Cien dan tertelan olehnya. Selesai
dikerjain Fie Cien dibawa hingga ke pusat kota dan dinaikkan ke dalam
taksi dalam hanya dipakaikan jas hujan.
Join Facebook dan Follow Twitter Kami
Judul : Cerita Dewasa : Pemerkosaan
Deskripsi : Artikel ini menginformasikan tentang Cerita Dewasa : Pemerkosaan secara lengkap dan detail.