Sebut
saja namaku Rini, saat kutulis cerita ini aku berusia 25 tahun dan
kejadian itu telah 4 tahun yang lalu, aku mempunyai kakak kembar
laki-laki, sebut saja namanya Tanto dan Yanto dan ayahku adalah salah
satu staff kedutaan di Belanda.
Di rumahku aku tinggal hanya berempat, aku, dua kakak kembarku dan Mbok
Ijah yang sudah ikut keluargaku semenjak usianya 12 tahun dan pada saat
itu usiaku 9 tahun, kakak-kakakku berusia 11 tahun. Dan kedua orang
tuaku sedang tidak pulang ke Indonesia.
Kejadian itu saat aku berusia 21 tahun dan kakak-kakakku Tanto dan Yanto
berusia 23 tahun. Saat itu tanggal 12 Oktober 1996, aku pulang kuliah
dan melihat kakak-kakakku nonton film BF bersama Mbok Ijah, Tanto di
kanan dan Yanto di kiri. Aku tidak tahu apa yang mereka perbuat,
perlahan-lahan aku ingin melihat apa yang mereka lakukan, aku keluar
rumah lagi dan masuk melalui jendela kamar Mbok Ijah, yang kebetulan
tidak dikunci.
Aku masuk perlahan-lahan, dan aku menuju ruang tengah di mana kedua
kakakku dan Mbok Ijah. Astaga! aku melihat Mbok Ijah sedang dipegangi
oleh kedua kakakku, dengan mulut terkatup hampir berteriak, kulihat Mbok
Ijah mengerang-erang seperti orang berlari 100 km. Hampir saja aku
ketahuan oleh kedua kakakku.
Tangan kanan Kak Tanto memegang payudara Mbok Ijah dan tangan kirinya
masuk ke dalam lubang kemaluan Mbok Ijah, begitu pula dengan Kak Yanto,
tangan kirinya memegang payudara Mbok Ijah dan tangan kanannya juga
masuk ke dalam liang kemaluan Mbok Ijah. Terlihat dua tangan yang masuk
ke dalam liang kewanitaan Mbok Ijah dipercepat oleh kedua kakakku.
"Den.. Den sudah, Mboo..ok sudah nggak kuat.. udah Aden.. Aden berdua."
"Terus Mbok, kan belum main yang lebih enak seperti film itu", kata Kak Tanto bersemangat.
Mbok Ijah sudah terlihat lemas dan diangkat ke atas, sedangkan di bawah
Kak Tanto dan Kak Yanto membelakangi pantat Mbok Ijah. "Astaga, apa yang
diperbuat oleh kedua kakakku itu", kataku dalam hati.
Ternyata kemaluan Kak Tanto besar juga dan kemaluan Kak Yanto begitu pula.
"Ayo, To kamu memek dan saya dubur", kata Kak Yanto.
"Iya, kamu kan kemarin udah di memek sekarang di dubur, yah" kata Kak Tanto.
"Okelah, ayo To mulai", mereka berdua menekan Mbok Ijah yang sudah
lemas, Kak Yanto menekan dari atas dan Kak Tanto menekan dari bawah.
"Heck.. heck", bunyi suara Mbok Ijah yang sedikit sesak nafas.
"Ayo, To percepat dong."
"Gampang Yan sebentar lagi nih."
Tiba-tiba kakakku, Tanto melihat rambutku yang sedikit ketahuan dibalik
tembok. "Siapa, siapa di situ?" tanya Kak Tanto sambil berteriak dan
melepaskan permainannya dengan Mbok Ijah, begitu juga dengan Kak Yanto
yang sudah sejak tadi menarik batang kemaluannya dari dubur Mbok Ijah.
Mbok Ijah dibaringkan di sofa dengan tubuh telanjang bulat dan mereka
berdua menghampiriku yang ketakutan tidak bisa lari lagi.
"Ooo, jadi kamu dari tadi ngintip kakak berdua main dengan Mbok Ijah", kata Kak Yanto.
"Kamu harus diberi hukuman telah ngintip-ngintip kita berdua", kata Kak Tanto.
Setelah berbicara seperti itu tanganku dipegang oleh Kak Tanto dan Kak
Yanto di bawa ke kamar mereka berdua. Dalam kamar mereka, aku diminta
berdiri di depan pintu kamar mereka.
"Berdiri kamu di situ", Kak Tanto meminta sambil menghardikku.
"Buka baju kamu dan celana blue jeans kamu, cepat.." Kak Yanto menimpali.
"Jangan.. jangan Kak, Saya kan adik kakak berdua.."
"Mau dibuka sendiri, atau kita berdua yang membuka", kata Kak Tanto sambil menghampiriku.
"I..ya, saya buka sendiri", kataku ketakutan.
Perlahan-lahan aku membuka bajuku dan celana blue jeans-ku, dan Kak
Tanto mengunci pintu kamar serta Kak Yanto menyetel lagu House Music
dengan voleme tinggi.
"Ayo, nari sambil sedikit-dikit dibuka BH dan CD kamu", Kak Yanto memintaku sambil memegang penggaris besi miliknya.
"I..ya, i..ya, tapi jangan dipukul", kataku.
Aku menari perlahan-lahan mengikuti irama House Music dan perlahan-lahan
kubuka BH-ku dan CD-ku. Setelah selesai kubuka semua, aku diminta
berhenti untuk menari. Aku diseret ke atas tempat tidurnya dan aku
disuruh telentang dengan kaki terbuka. Kak Tanto mulai menciumi
payudaraku yang memang cukup besar dengan ukuran 32 dan Kak Yanto mulai
menjilati perutku sampai pusar dan mengarah ke kemaluanku.
"Jangan.. jangan.. jangan Kak.." Teriakanku dikalahkan dengan bunyi House Music yang keras.
"Udah, jangan macam-macam kamu", Hardik Kak Yanto.
Kak Tanto terus memainkan payudaraku dan menarik-narik dengan bibirnya,
sementara Kak Yanto telah menjilati bibir-bibir kemaluanku. Aku
merasakan betapa gelinya dan terangsangnya diriku, kutahan perasaan itu
hingga aku hanya bisa menggeliat-geliat sembari menutup mataku dan
terasa air mataku menetes. Tanpa kusadari Kak Yanto dan Kak Tanto telah
bermain di liang kewanitaanku, mereka berdua bergantian menjilatinya.
Kak Tanto berada di atasku dengan kemaluannya menuju wajahku dan Kak
Yanto berdiri tegak dan terasa kemaluannya menyentuh gerbang
kewanitaanku.
"Buka mulut.." pinta Kak Tanto, tanpa disadari aku mengikuti perintahnya
dan tiba-tiba aku didorong oleh kemaluan kakakku dari mulut dan liang
kewanitaanku. Terasa kemaluan Kak Tanto sampai pada pangkal
tenggorokanku dan kemaluan Kak Yanto mulai masuk ke dalam kemaluanku.
"Hm.. hm.. hm.." hanya kata-kata itu yang bisa kuucapkan. Terasa mau
muntah dan pedih serta perih sekali liang kewanitaanku. Setelah sekali
tekan mereka tukar posisi, giliran Kak Yanto yang berada di atas
kepalaku dan Kak Tanto berada di bawahku. Mereka mengulanginya lagi
seperti hentakan pertama.
Setelah mereka melakukan dua kali hentakan berselang seling, Kak Tanto
tiduran di sampingku dan Kak Yanto tetap berdiri. Tubuhku dimiringkan
dan mereka mulai lagi dengan liang kewanitaanku. Liang kewanitaanku
dimasuki oleh batang kejantanan Kak Tanto dari depan dan batang
kejantanan Kak Yanto dari belakang. "Creek.. creek.." bunyi kemaluan
kedua kakakku masuk ke dalam liang kewanitaanku dan saat itu aku
merasakan adanya sesuatu yang robek dan perih serta pedih sekali, hingga
aku tidak dapat lagi mengeluarkan suara.
Setelah kemaluan kakak-kakakku masuk, mereka bergerak cepat sekali.
"Ugh.. ugh.. ugh.. ayoo.. terus", dan setelah sekitar 10 menit lamanya
aku hanya merasakan adanya cairan yang banyak menyemprot ke dalam liang
kewanitaanku. Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi dan aku pingsan
seketika.
Setelah aku sadar, aku tidur dengan Mbok Ijah yang telah diberi obat
tidur oleh kakak-kakakku. Aku melihat kemaluanku menancap sejenis mainan
seperti kemaluan kakakku satu ujung masuk ke kemaluan Mbok Ijah dan
satu ujungnya masuk ke dalam kemaluanku. Perlahan-lahan kulepaskan
barang itu dan aku turun dari tempat tidurku berjalan gontai menuju
ruang tengah. Sesampainya di ruang tengah aku dicemooh oleh
kakak-kakakku berdua.
"Wah, To adik kita lesbian", kata Kak Yanto.
"Iyah, laporin aja sama ayah, biar kapok.." kata Kak Tanto.
"Jangan.. jangan dilaporin Kak", kataku mengiba.
"Oke, kalau kamu nggak mau dilaporin.. Kamu kan sudah diphoto oleh kita berdua", sambil menunjukan kamera Kak Yanto dan Kak Tanto mengancamku.
"Kamu harus melayani kita berdua setiap jam dan dalam waktu satu minggu
ini, dan kamu haruslah libur kuliah", kata Kak Tanto, "Bila aku tidak
mau diceritakan tentang tidurku bersama dengan Mbok Ijah."
"I..ya, I..yah tapi pake pengaman yah, Rini nggak mau hamil", kataku memelas.
"Oke, mau pake pengaman kek, nggak kek, pokoknya loe harus ngelayani kita berdua", kata Kak Yanto.
Terpaksa pada saat itu hingga seminggu aku bolos kuliah dan aku melayani
kedua kakakku yang sudah tidak ingat lagi bahwa aku ini adik
kandungnya. Dan setelah seminggu aku diberi photo serta klisenya waktu
aku tidur dengan Mbok Ijah dengan pose lesbian. Kutanyakan kepada Mbok
Ijah kenapa mau seperti itu, ternyata ia dipaksa untuk meminum sirup
buatan Kak Tanto sehingga menjadi lemas dan tertidur. Dan mereka masih
sempat memperlihatkan photo mereka berdua bermain dengan adik
kandungnya, dengan pose-pose yang heboh dan saat itu pula aku pingsan.
Itulah pembaca yang baik, pengalamanku yang tidak baik dan tidak terlupakan.
Join Facebook dan Follow Twitter Kami
Judul : Cerita Dewasa : Nafsu Birahi Kakak Kembarku
Deskripsi : Artikel ini menginformasikan tentang Cerita Dewasa : Nafsu Birahi Kakak Kembarku secara lengkap dan detail.