Suatu hari, dia berkunjung lagi ke restoku. Kebetulan kali ini tamu yang
makan cuma sedikit, sehingga ada kesempatan bertegur sapa. Dia
menanyakan namaku siapa, kujawab namaku Aku. Dia bertanya lagi, hari ini
aku kerja sampe jam berapa. Ketika aku nanya kenapa dia bertanya
seperti itu dia bilang mau kasi aku surprise. aku nanya lagi karena
penasaran, surprisenya apa. Dia jawab kalo dikasi tau ya bukan surprise
namanya. Terus dia bilang akan nunggu aku sekitar jam 6 sore. Selesai
kerja, aku mengganti pakaian dinas dengan pakaian ku sendiri. Aku
memakai kaos ketat dengan belahan yang rendah sehingga toketku yang juga
besar mengintip keluar, dan celana jeans ketat. Dia menunggu gak jauh
dari resto. Tepat ketika aku menyapanyanya, hpku berbunyi, dari temanku.
Dia memandangiku yang sedang menerima telpon temanku.
Setelah aku selesai bertelpon, dia bertanya, “Dari siapa Nes, cowok kamu
ya”. “Enggak kok pak, dari temanku, ngajakin aku jalan”. “Terus”,
tanyanya lagi. “Kan udah janjian ama bapak, ya Aku tolak ajakannya”.
Temen kamu cowok atau cewek”, tanyanya terus. “Cowok pak”, jawabku.
“NGajakin jalan tau ngajak pacaran?” guyonnya lagi. “Dua2nya pak”,
jawabku sekenanya sambil tertawa. “Katanya mau kasi surprise?”, tagihku.
Dia lalu mengajakku ke toko hp. “Nes, hp kamu dah kuno, aku beliin yang
baru ya”. Kaget juga aku mendengar tawarannya. Tanpa menunggu
jawabanku, dia minta ke spg nya, hp triji terbaru. Sepertinya duit
beberapa juta enteng buat dia. Aku menduga pasti ada ujungnya, gak
mungkin kan lelaki mau ngasi hp mahal begitu aja. Aku sih gak perduli
kalo aku harus meladeni napsunya, aku tertarik juga sama si bapak,
setelah jumpa beberapa kali di resto.
Orangnya belum tua, tapi yang pasti bukan abg lah yao. Ganteng, dada
bidang, seperti tipe lelaki idealku lah. “Ma kasih ya pak, bapak baik
amat sih mau beliin Aku hp baru, triji lagi”. Dia hanya tersenyum dan
mengajak aku makan, tentunya bukan makanan yang d
ijual
di resto ku. Sambil makan dia terus mengajakku guyon, orangnya
menyenangkan. “Kamu besok kerja jam brapa Nes”, tanyanya. “Besok Aku off
pak. emangnya kenapa”. “Aku mo ngajak kamu jalan, kalo besok kamu off
kan gak usah buru2 pulang”. “Jalan kemana pak”, aku sudah menduga apa
jawabannya. Pastinya akan ngajakin aku ngentot, apa lagi kalo gak itu.
“Wow.., mobilnya keren banget pak. Sama kaya orangnya” kata ku setelah
kami sampai di mobilnya. Aku duduk di depan disebelahnya. Tak lama
kamipun meluncur meninggalkan mal. Dia mulai mengelus2 paha ku yang
masih tertutup celana jeans. Tentunya elusannya tidak terlalu terasa
karena masih terhalangi kain jeans celanaku. Dia membawaku ke
apartmentnya. Tak lama kami sudah sampai di apartment. Kita turun ke
basement, parkir mobil dan menuju lift. Dia langsung memijit lantai
apartmentnya dan lift meluncur ke atas. Apartmentnya type studio
sehingga hanya ada satu ruang yang multi fungsi, kamar mandi dan pantri
yang merangkap dapur. Dia merebahkan diri di ranjang. Sementara aku
pergi ke kamar mandi. Ketika muncul kembali, aku hanya berbalut handuk
kemudian ikut rebahan diranjang bersamanya. Dia melingkarkan tangannya
pada pundak ku dan mengelus-elus nya. Tak lama dia mulai menciumi bibir
ku sambil meraba-raba toket ku. Dia membuka belitan handuk sehingga aku
langsung bertelanjang bulat.
Dia melotot melihat jembutku yang lebat. Langsung diciumi dan dijilati
toket ku dengan rakus. Dihisap hisapnya pentil ku. Jarinya meraba bibir
nonok ku yang dipenuhi dengan jembut yang lebat. Akupun melenguh nikmat
ketika jarinya menemukan itilku.
Sementara itu, toket ku masih terus dijilati dan diemut pentilnya. Aku
yang sudah sangat bernafsu kemudian berbalik menindih tubuhnya. Dengan
cepat aku melucuti kancing kemejanya. Kuhisap pentilnya, sementara
tanganku melucuti celananya. “Ines buka dulu ya pak” kataku sambil
bangkit duduk dan membuka seluruh pakaiannya. Dia tinggal berCD, dan
tampak kontolnya mencuat keluar tak mampu tertampung didalam CD. “Kontol
bapak gede banget, panjang lagi” kataku sambil mengelus-elus kontolnya
dari balik CD.
Akupun kemudian membuka CD nya, dan kontolnya yang sudah ngaceng keras
tampak berdiri tegak dihadapannya. “Gila.. Gede banget.. Bikin Ines
nafsu..” kataku sambil menundukkan kepala mulai menjilati dan kemudian
mengulum kontolnya. Dia mengelus- elus rambutku yang panjang. Kadang
tangannya berpindah ke toketku yang sekal dan mempermainkan pentilnya.
“Nes.. Enak banget Nes..” desahnya, aku terus menjilati kontolnya. “Ih..
pak, gede banget..”.
“Memang kamu belum pernah liat yang besar begini?” “Belum pak.. Punya
cowok Ines nggak sebesar ini.” jawabku. “Arghh.. Enak Nes.” erangnya
lagi. Kujilatinya lubang kencingnya dan kemudian kukulum kontolnya
dengan bernafsu. Sementara itu batang kontolnya kukocok sambil sesekali
kuremas perlahan biji pelernya. Dia keenakan ketika aku mengeluar
masukkan kontolnya dengan mulutku. Dia mengusap-usap rambutku dengan
gemas. Ruangan segera dipenuhi oleh erangannya. Saat aku menghisap
kontolnya, kepalaku maju mundur, toketku pun bergoyang. Dengan gemas
diremasnya toketku. “Nes.., jepit pakai toketmu ” pintanya. Aku langsung
meletakkan kontolnya di belahan toketku, dan kemudian dia mengenjot
kontolnya diantara toketku. “Enak banget sshh..” Dia seperti tak kuasa
menahan rasa nikmat itu. Setelah beberapa lama, dia menyodorkan kembali
kontolnya ke mulutku. Aku menyambutnya dengan penuh nafsu.
Setelah beberapa lama, aku menaiki tubuhnya dan mengarahkan kontolnya ke
nonokku. Aku menurunkan tubuhku dan kontolnya mulai menerobos nonokku
yang sempit. “Ooh.. besar banget nih kontolnya pak.. Ahh..” desahku
ketika kontolnya telah berhasil memasuki nonokku. “Tapi enak khan..”
tanyanya menggoda “Iya sih..Aduh.. Oh.. Sstt.. Hah.. Hah..” erangku lagi
ketika dia mulai menggenjot nonokku dari bawah. Dia memegang pinggangku
sambil terus mengenjot nonokku. Sementara aku menyodorkan toketku ke
mulutnya. Dia segera menjilati toket ku. “Pak.. Gimana pak.. Enak khan
ngentotin Ines?” tanya ku menggoda. Aku masih meliuk-liukan tubuhku. Dia
pun terus mengenjot nonokku dari bawah, sambil sesekali tangannya
meremas toketku yang berayun-ayun menggemaskan.
Setelah bosan dengan posisi itu, dia membalikkan tubuhku sehingga dia
berada diatas. Segera dia menggenjot kontolnya keluar masuk nonokku
sambil menciumi wajahku. “Ehmm.. Sstt.. pak.. Enak.. Ohh. kontol bapak
gede banget, nonok Ines sampe sesek rasanya pak, gesekan kontol bapak
terasa banget di nonok Ines. Mau deh Ines dientot bapak tiap malam,” Aku
melenguh keenakkan. “Ayo isap pentil Ines pak” perintahku. Diapun
kemudian menghisap pentilku sambil terus menggenjot nonokku. Tak lama
tubuhku mengejang, dan aku mengerang dan menggelinjang ketika nyampe.
Terasa nonokku berkedut2. “Nes, enak banget, kontolku seperti sedang
diemut, nikmat banget rasanya, luar biasa empotan nonok kamu”. Dia
mengeluarkan kontolnya dari nonokku dan aku kusuruh menungging
membelakanginya. Dengan gaya doggy style dia mengentoti ku dari
belakang. “Aduh.. pak.. kuat banget.. Ohh..” erang ku ketika dia
mengenjot nonokku.
“Gila.. nonokmu enak banget Nes..” katanya. Dia memegang pinggul ku,
terkadang meremas pantatku yang membulat. Aku pun menjerit nikmat.
Toketkupun tampak bergoyang-goyang menggemaskan. Bosan dengan posisi
ini, dia kemudian duduk di kursi. Aku lalu duduk membelakanginya dan
mengarahkan kontolnya ke dalam nonokku. Dia menyibakkan rambutku yang
panjang dan menciumi leher ku. Sementara itu aku bergerak naik turun.
Tangannya sibuk meremas toketku. “Ahh.. Ahh.. Ahh..” erangku seirama
dengan goyangan badanku diatas tubuhnya. Terkadang erangan itu terhenti
saat disodorkannya jemarinya untuk kuhisap. Beberapa saat kemudian,
dihentikannya goyangan badannya dan dicondongkannya tubuhku agak ke
belakang, sehingga dapat menghisap toketku. Dengan gemas dilahapnya
bukit kembarku dan sesekali pentilku dijilatinya. Eranganku semakin
keras terdengar, membuat dia menjadi kembali bernapsu. Setelah dia
selesai menikmati toket ranumku, kembali aku mengenjot tubuhku naik
turun dengan liar. Binal banget kelihatannya. Cukup lama dia menikmati
perngentotan dengan aku di atas kursi. Lalu dia berdiri, dan kembali
berciuman dengan aku sambil dengan gemas meremas dan menghisap toketku.
Dia ingin segera menuntaskan permainan ini. Lalu aku direbahkan di atas
ranjang. Dia kemudian mengarahkan kontolnya kembali ke dalam nonokku.
“Ahh..” erangku kembali ketika kontolnya kembali menyesaki nonokku.
Langsung dia mengenjot dengan ganas. Erangan nikmat mereka berdua
memenuhi ruangan itu, ditambah dengan bunyi derit ranjang menambah panas
suasana. Aku menggelengkan kepala ke kanan kekiri menahan nikmat.
Tanganku meremas-remas sprei ranjang. “Pak.. Ines hampir sampai pak..
Terus.. Ahh.. Ahh” jeritku sambil tubuhku mengejang dalam dekapannya.
Aku telah nyampe. Dia menghentikan enjotannya sebentar, dan aku pun
kemudian lunglai di atas ranjang. Butir keringat mengalir diwajahku.
Toketku naik turun seirama dengan helaan nafasku. Dia kembali menggemasi
toketku dengan bernafsu. Dia mulai lagi mengenjot nonokku sambil
sesekali meremas toketku yang bergoyang seirama enjotannya. Dia terus
mengenjotkan kontolnya keluar masuk nonokku sampai akhirnya ngecretlah
pejunya di dalam nonokku. Aku terkapar karena kenikmatan dan lemas.
Beberapa saat kemudian dia mulai menciumiku sambil mengusap-usap pahaku,
dan kemudian mengilik nonokku dengan jemarinya. “Ehmm..” erangku saat
itil diusap-usap dengan gemas. Eranganku terhenti karena dia menciumku
dengan penuh napsu. Tangannya meremas2 toketku yang besar menantang.
“Pak kuat banget sih , baru ngecret sudah mau ngentot lagi” ucapku
lirih. “Iya habis pengen diempot nonok kamu lagi, nikmat banget rasanya”
bisiknya. Desahanku kembali terdengar ketika lidahnya mulai menari di
atas pentilku yang sudah menonjol keras. Dihisapnya dengan gemas gunung
kembarku hingga membuat tubuhku menggelinjang nikmat. “Gantian dong Nes”
bisiknya setelah puas menikmati toketku yang ranum. Kami pun kembali
berciuman sementara aku meremas kontolnya yang mulai membengkak. Aku pun
kemudian mendekatkan wajahku ke kontolnya, dan mulai mengulum
kontolnya. Sambil menghisap kontolnya, aku mengocok perlahan batangnya.
Dia mengelus-elus kepalaku ketika aku sedang mengemut kontolnya. Dia
sudah ingin ngentot lagi dengan aku. Aku disuruh duduk membelakanginya
di pangkuannya.
Dia mengarahkan kontolnya kedalam nonokku. “Ah..” desahku ketika
kontolnya kembali menyesaki nonokku. Aku kemudian menaik-turunkan
tubuhku di atas pangkuannya. Dia pun tak tinggal diam, aku diciuminya
ketika aku sedang mengenjot kontolnya dalam jepitan nonokku. Sambil
menciumi aku, tangannya memainkan itilku. “Ah.. Terus pak.. Ines mau
nyampe..” desahku. Semakin cepat dia mengusap itilku, sedangkan tubuhku
pun semakin cepat menggenjot kontolnya. “Ahh..” erangku nikmat saat aku
nyampe. Tubuhku mengejang dan kemudian terkulai lemas diatas
pangkuannya. Kembali terasa nonokkua berkedut2 dengan keras. Setelah
reda kedutan nonokku, kontolnya dicabut dari nonokku, masih ngaceng
keras dan berlumuran cairan nonokku.
Aku ditelentangkan dan segera dia menaiki tubuhku. Pahaku sudah
mengangkang lebar. Dia tidak langsung memasukkan kontolnya kedalam
nonokku, tetapi digesek-gesekkan dahulu di sekitar bibir nonokku hingga
menyentuh itilku. “Pak.. Aduuhh.. Aduuhh pak! Sshh.. Mmppffhh.. Ayo
pak.. Masukin aja.. Nggak tahann..” aku menjerit-jerit tanpa malu. “Udah
nggak tahan ya.. Nes, cepat banget sudah napsu lagi..” jawabnya.
Tiba-tiba dia langsung menekan sekuat tenaga. Aku sama sekali tak
menyangka akan hal itu, sehingga kontolnya langsung melesak ke dalam
nonokku. Kontolnya kembali menyesakinonokku yang sempit itu. Dia mulai
mengenjotkan kontolnya naik turun dengan teratur sehingga menggesek
seluruh lubang nonokku. Aku turut mengimbanginya, pinggulku berputar
penuh irama. Bergerak patah- patah, kemudian berputar lagi. Efeknya luar
biasa, kedutan nonokku kembali terasa.
“Nes, nikmat banget deh empotan nonok kamu”, katanya terengah. Aku
semakin bergairah, pinggulku terus bergoyang tanpa henti sambil
mengedut-ngedutkan otot nonokku. “Akkhh.. Nes.. Eennaakkhh.., hebaathh..
Uugghh..” erangnya berulang-ulang. Dia semakin kuat meremas2 dan
memilin2 pentilku dan bibirnya terus menyapu seluruh wajahku hingga ke
leher, sambil semakin mempercepat irama enjotannya. Aku berusaha
mengimbangi keluar masuknya kontolnya didalam nonokku dengan goyangan
pantatku. Sepertinya dia berusaha keras untuk bertahan, agar tidak
ngecret sebelum aku nyampe lagi. Kontolnya terus mengaduk2 nonokku
semakin cepat lagi. Nonokku terasa makin berkedut, kedua ujung pentilku
semakin keras, mencuat berdiri tegak. Langsung pentilku disedot kuat2
kemudian dijilati dengan penuh nafsu.
“Pak..! Lebih cepat lagi doonng..!” teriakku sambil menekan pantatnya
kuat2 agar kontolnya lebih masuk ke nonokku. Beberapa detik kemudian
tubuhku bergetar hebat, diiringi dengan cairan hangat menyembur dari
nonokku. Bersamaan dengan itu, tubuhnya pun bergetar keras yang diiringi
semprotan pejunya ke dalam nonokku. Aku pun mengerang tertahan. Dia
langsung memeluk tubuhku erat-erat, dengan penuh perasaan. Aku membalas
pelukannya sambil merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kakiku melingkar
di sekitar pinggangnya, sementara bibirnya terus menghujani sekujur
wajah dan leherku dengan ciuman. Aku masih bisa merasakan kedutan
nonokku. Setelah beristirahat sejenak, kami segera membersihkan diri
dengan di kamar mandi. Aku belum pernah merasakan sedemikian nikmatnya
dientot lelaki.
Join Facebook dan Follow Twitter Kami
Judul : Customer Servis Di Bikin Nafsu
Deskripsi : Artikel ini menginformasikan tentang Customer Servis Di Bikin Nafsu secara lengkap dan detail.