Siang
panas di kota T******g membuat aku berkeringat. Belum habis jam kerja,
kuputuskan saja buat pulang ke kamar kost. Sambil menyeka keringat,
kudorong masuk motor inventaris kantor ke teras kamar kost. Perut terasa
perih setelah sedari pagi berkeliling meninjau proyek pemerintah yg
sedang dikerjakan oleh para pemborong lokal. Maklum, di kota ini
pemborong lokal dikenal sedikit nakal jika tidak diawasi.
Dan tugasku mengawasi agar dana pemerintah digunakan dengan benar
serta kualitas pekerjaan para pemborong sesuai dengan standar
pemerintah. Setelah ganti baju dengan kaus oblong, aku menuju warteg
langganan di seberang jalan. Sambil memesan makanan kuperhatikan seorang
pegawai baru yg berbodi lumayan montok dgn payudara yg besar. Kulitnya
putih dan betis dan lengannya ditumbuhi bulu halus. "Ada yg baru Mbak
Ning?" aku berbasa basi dgn pemilik warteg. "iya, keponakan dari Brebes,
baru datang semalam". "Namanya siapa mbak?" tanyaku sambil pandanganku
tak lepas dari tubuhnya yg ternyata membuatku sedikit bergairah. "Murni
Mas" jawabnya singkat. Memang bener - bener murni pikirku. Sambil
menikmati makan siang, pikiranku melayang memikirkan Murni. Imajinasiku
melayang membayangkan aku sedang bergumul dgnnya dikasur. "Mau minum apa
mas?" Pertanyaan Murni membuyarkan mimpiku. "Es Tawar aja" jawabku
singkat.
Pertemuan dgn Murni membuat aku semakin bersemangat
pulang kerja. Singkatnya, karena kedekatanku dgn Mbak Ning sang pemilik
warteg, aku berhasil dekat dgn Murni. Sampai satu hari aku nekat
menembaknya saat warteg sedang sepi di malam selasa. "Murni, udah punya
pacar blm dikampung?" tanyaku membuka pembicaraan. "Belum mas, emang
kenapa?". "Gak, nanya aja. Masa gadis secantik Murni ga punya pacar?
bo'ong aja nih!" candaku "Suer mas, murni blm punya pacar. Dulu pernah
pacaran. Tapi skrg dah putus". "Lho kok putus? Mangnya knp?" tanyaku
"Cowo aku dulu doyan selingkuh.
Baru pcaran sehari dah pcaran
lagi sama cewe lain. Dah gitu dia doyan mabok. Kalo udah mabok rese.
Suka remes-remes dada aku. Kan aku malu mas". Wah dah berani curhat nih,
pikirku. "Trus, klo skrg ada cowo yg mau sama murni, Murni mau ga?"
tanyaku. "Emang ada cowo yg mau sama pelayan warteg kaya aku mas?"
tanyanya. "ada" jawabku singkat "siapa mas?" "Aku". "Ah, mas becanda.
Mas kan Pegawe Negri. Ga mungkin mau sama aku. paling juga sebulan aku
udah diputusin. atau aku ga dikawin. Makasih mas. Aku ga mau sakit
keduakalinya!" jawabnya sambil berlalu. Aku pun hanya tertegun.
Menikmati kegagalan malam ini.
Tapi aku tidak putus asa. Lewat
Mbak Ning, kuutarakan perasaan hatiku kepada keponakannya. Mbak Ning pun
setuju membantu akau. Katanya Murni memang udah pantas menikah dan ia
ingin ada keluarganya yg bisa mengangkat derajat keluarga Murni. Sebab
dikampungnya, PNS sangat dihormati dan disegani.
Singkatnya,
setelah berjuang selama kurang lebih dua bulan, kudapatkan cinta Murni
pada saat acara panggung hibura 17 Agustus di halaman kecamatan. Sambil
menikmati musik dangdut alakadarnya, kucoba lagi menyatakan cintaku pada
Murni. "Murni, mas benar benar suka sama kamu. Benar-benar cinta dan
tidak ada sedikitpun niat untuk melepaskan Murni. Mungkin saya lebih
baik buta daripada lihat Murni dengan orang lain" kataku menggombal ria.
"Mas, Murni dah tau dari Bu LikNing. Kalo emang mas benr serius sama
Murni. Murni mau nerima asal dengan syarat mas.". Hnnnnaaaaaaah,
akhirnya ........ "Syarat apa Murni? jangankan satu, seribu syarat akan
mas penuhi asal Murni mau menerima cinta Mas." gombal maning. "Cuma satu
kok mas. Mas jangan pernah menyakiti hati Murni". "Murni, aku sudah
bilang, gak akan pernah menyakiti kamu. Jadi kamu mau nerima mas?"
tanyaku. "Mas terima ga syarat dari murni?" dia malah balik tanya. "Aku
terima semua syarat yg kamu berikan. Jadi kamu mau jadi pacar mas?" aku
medesaknya. "Jangankan pacar mas, aku malah sudah siap jadi istri kamu!"
Mendadak suara musik dangsut tak terdengar. Yang terdengar hanya suara
jantungku yg berdegup keras, saking senangnya perjuangan aku tak
sia-sia. Kuraih bahu Murni dan ia tdk menolak. kupeluk dia dari samping
dan kukecup rambutnya. dan dia melingkarkan tangannya dipinggangku.
Resmilah kami jadi sepasang kekasih.
Sejak aku berpacaran dengan
Murni, aku merasa ada perlakuan lain dari Mbak Ning. Ia mulai sering
menyuruh Murni meninggalkan pekerjaannya jika melihat motorku datang.
Dan biasanya Murni menghampiri aku dan cium tangan seperti layaknya
seorang istri kpd suaminya. Seperti sore itu, aku pulang kantor
tiba-tiba Mbak Ning menghampiriku. "Mas Adi, Mbak mau ke Depok. Ada
saudara yg hajatan. Mungkin Mbak nginep beberapa hari. tlg titip
anak-anak di warung ya, soalnya ga ada orang lakinya. Suami Mbak juga
ikut". "Oke Mbak" jawabku. "jangankan beberapa hari, setahun juga aku
mau!" jawabku sambil tersenyum. "Ya iyalah, kan ada Murni! Makasih ya
mas" Mbak Murni sambil berlalu.
Malam itu Warteg tutup lebih
awal. Sehingga aku punya banyak waktu ngobrol dgn Murni. "Mas,
ngobrolnya di sana yuk, ga enak dsini. Rame, brisik lagi!" kata Murni
mengajaka aku ngobrol di teras kostan aku. "Ya udah, tapi tlg buatkan
aku kpoi yah!" pintaku sambil berjalan menuju kostan. Tak lama Murni
menyusul dgn membawa segelas kopi hitam kesukaanku. Malam ini dia
terlihat makin seksi dgn kaos ketat kuning dan celana legging hitam.
Kontras dgn kulinya yg putih dan montok. Mulailah pikiran kotor merasuki
otakku. Setelah Murni duduk di depanku, kami melanjutkan obrolan
seputar keadaan keluarga kami masing-masing. Sekitar satu jam Murni
terlihat BT. "Mas boleh numpang nonton TV ga?" "masuk aja nonton sana,
aku masih mau ngroko sambil ngopi" jawabku. Murni pun berlalu kedalam
dan menyalakan TV. 14" tuaku.
Stlah sebatang rokok kuhabiskan,
kususul Murni kedalam dan duduk sebelahnya. Tak kukira Murni langsung
merebahkan kepalanya didadaku. Kesempatan nih, pikirku. Kuusap dan
kubelai rambunya yang panjang melewati bahu. Murni nampak menikmati.
Kuberanikan diri mengangkat kepalanya dan kukecup lembut bibirnya. Murni
sedikit kaget. Maklum, setelah cintaku diterima, kita hanya sekedar
mengobrol. Ga pernah lebih. Namun, ia membalas ciumanku. Malah badannya
dihadapkan ke diriku. kamipun berciuman dgn posisi murni duduk
dipangkuanku. Kuberanikan diri meraba payudaranya. Murni sedikit menepis
tanganku. Tapi aku tak putus asa. kucoba dan kucoba lagi sampai
akhirnya Murni membiarkan tanganku meraba dan mermas lembut payudaranya.
Ciuman Murni semakin gencar ketika tanganku kucoba menerobos
masuk lewat belakang bajunya. Terasa lembut payudara atasnya yg masih
terbungkus kutang berenda. Tiba-tiba Murni bangkit. Yaaaah, ngambek
dia., pikirku. Tapi ga kusangka ternyata murni bangun untuk menutup
pintu dan kembali ke pangkuanku dan meraih kepalaku. Kami lanjutkan
kembali pekerjaan yg tertunda tadi. Semakin berani aku meciumi sekujur
wajahnya. Nafas Murni sedikit tersengal ketika kuciumi daerah belakng
telinganya.
Kucoba mengangkat kaosnya. Tak ada perlawanan. Kaos
Murni sudah terlpeas dan didepanku terpampang pemandangan indah.
Sepasang payudara montok yg putih bersih walau masih terbalut kutang
berenda. Kuciumi dengan uas daerah belahan toketnya, dan Murni nampak
menikmatinya. Sambil kupeluk, kucoba melepaskan kait kutang dipunggung
Murni. Berrhasil!!!. Kutang Murni terlepas dan kuloloskan dari bwah dan
Munri melepaskan ciumannya agar kutangnya cepat terlepas. Langsung
kujilati pentil susunya yg kemerahan. sementara tanganku meremas toket
senbelahnya. Murni bergelinjang menahan kegelian dengan nafas yg
tersengal-sengal. Nampaknya ia sudah terangsang. Puting susunya semakin
maju dan mengncang. Kulepas Bajuku dan kuajak murni merebahkan diri
sambil terus menjilati, mengulum dan meremas toket yg sudah lama
kuidam-idamkan. Murni semakin bernafsu dengan meremas-remas
pantatkusambil mengerang nikmat. Kucoba meraba selangkangannya dan Murni
agak menolak dengan merapatkan pahanya. Tapi terasa sedikit oleh
jariku. Memeknya mulai basah. Kuusap usap kemaluannya dari luar dan tiba
tiba Murni memelukku dengan erat dan ia membekapkan mulutnya ke dadaku.
Maassss, aaaaaahhhhhhhhhh..... Murni pipis..... Rupanya ia orgasme
akibat rangsanganku di payudaranya.
Murnipun bangun dan meraba
selangkangannya. "Mas gimana ini, Murni ga tahan pengen pipis tadi,
celana Murni basah". "kamu orgasme sayang, bukan pipis". jwbku
menerangkan. "enak ga?" tanyaku "enak mas, sampe pipis hehehehe..."
katanya sambil tertawa. Akupun bangun dan mengunci pintu. "Emang
pipisnya banyak sayang?" tanyaku. "Boleh liat ga celananya?" tanyaku
bersiasat. Padahal aku pengen liat memeknya yg terlihat munjung dari
balik celana leggingnya. "Ga mau ah, malu. Masa Murni buka celana
disini!". "Gapapa sayang, kan kamu calon istriku. Nanti klo kita menikah
juga kita saling telanjang!" kataku menggombal. Murnipun bangun dan
melorotkan celana legginga. ASTAGA!!! dari balik CDnya menyembul daging
kemaluan yg menurutku hampir sama dengan ukuran toketnya (saking
munjungnya tuh memek!) Tak kuat menahan konak langsung aku berlutut dan
menciumi memeknya dari luar. "Mas, mau ngapain... Ih.... ngapain sih...
oooh... shhhhh ... ahhhh.." prote Murni tak kudengar sambil sesekali
kucoba menelusupkan jari kesela-sela CDnya.
"Mmmmmaaaaassssssssshhhhhhh......
geli mas..... aaaahh. sshhhhhhh...." Murni terus mendorong kepalaku
agar menjauh dari memeknya. Tapi aku tak peduli, aku terus mendesakkan
kepalaku dan menjilati sekitar selangkangannya dan tanganku mencoba
melorotkan CD Murni yg masih dlm posisi berdiri. Dengan sekali sentak,
CD itu berhasil turun dan alamak........ bongkahan daging yg ditumbuhi
jembut yg jarang jarang. Merah merekah, membuat gairahku semakin tinggi.
Kuturunkan terus CDnya hingga benar-benar berada dibetisnya. Sementara
lidahku mencoba menerobos ke sela sela belahan memeknya.
"Mmmmmmmmmaaaaaaaaaassssssss, oooooohhhhhhhhhh...........
aaaaaahhhhhhh........ sssssshhhhhhh.... aduh ......" Hanya itu yg keluar
dari mulutnya sambil terus mendorong kepalaku. Sementara itu, entah
kapan aku melepasnya, aku hanya tinggal memakai sempak. Kuajak Murni
berbaring dan ia menurut. Kulepas CDnya yg masih nyangkut di kakinya
sambil merenggangkan kedua belah kakinya. Saat kakinya merenggang
nampaklah isi dari memek Murni yg merah, kelentitnya yg meruncing
kujilati dengan rakus sambil sesekali memasukan lidahku ke rongga
memeknya. Tiba-tiba, rambutku dijambaknya dan Murni kembali orgasme.
"Mmmmmaaaaaaaasssssssss, aaaaaaaaaauwwwwhhhhhhhhh,
nnnnnnnnnggggggghhhhhhhhhhhh. aaaaaaaaahhhhhhhhh!!!!!!!" itulah yg
keluar dari mulutnya sambil melepas cairan kenikmatannya. KUjilati
lelehan cairan memek yg membasahi sekitar bibir dan kumisku. Tak
kulepaskan pula cairan yg meleleh sekitar memeknya. Tubuhnya melemas
setelah dua kali kubuat orgasme. sambil kupandangi tubuh yg mulus yg
tergolek lemas, kulepas celana dalamku. Kontolku langsung mnerobos
setelah sedari tadi kukurung didalam CD. Langsung kuarahkan kepala
kontolku kehadapan memeknya. Ku oles-oles di permukaan memeknya yg
basah. Kembali Murni menggelinjang dan berdesah. Tak sabar kucoba
masukkan kontolku ke liang memeknya. Murni sedikit menolak dengan
kembali merapatkan pahanya. "Gapapa sayang, aku dah ga kuat lagi
sayang..." pintaku memelas.... "Ga mau mas, Murni takut hamil. Nanti Bu
Lik NIng marah sama aku!" "Murni sayang, aku kan sudah bilang kita akan
menikah, ga usah takut. Bu Lik Ning sudah merestui hubungan kita. Ayo
sayang, jangan siksa aku ....!?" kataku sambil terus berusaha membuka
pahanya yg masih merapat. Nafsu birahi yg semakin memuncak membuat aku
berbuat sedikit kasar dengan memaksanya mebuka pahanya yg tertekuk.
Akhirnya Murni menyerah. Ia membuka pahanya dan tak buang waktu lagi
langsung kusodokkan kontolku kedlam memeknya dengan perlan. "Awwwh...
pelan-pelan mas, sakit... aaahhh... ssshhhh...". "Tenang sayang,
sakitnya cuma sebentar, nanti juga enak!" rayuku sambil terus berusaha
memasukkan kontolku. Kogerkan pantaku maju mundur dengan irama santai
agar Murni menikmati sensasi kepala kontolku yg mencoba menembus
memeknya. Dan akhirnya, blesssssss... cretttt.... kontolku masuk
sebagian dan dilelehi cairan darah perawannya diiringi dengan lenguh
kesakitan Murni dan tangannya mencengkeram erat lenganku. Kulihat ia
mengigit bibir agar tidak berteriak. Kudekatkan wajahku dan kulumat
bibirnya. Agar Murni terangsang kembali, kuremas pelan payudaranya dan
sesekali kuplintir halus putingya. Alhasil, putingnya kembali mngeras
tanda ia mulai terangsang lagi. Kurubah posisi tubuhku sedikit
berjongkok sambil kupegangi kedua belah pahanya. Kulakukan lagi gerakan
maju mundur. Kulihat murni menangis, kuseka air matanya dgn jariku
sambil terus kupompa memeknya. Tak lama, kudengar Murni mulai melenguh
nikmat, "aaaahhhh, sssshhhhhhhhh, oooooooowwwwwwwwwwwwhhhhh........
nnnnnnnnnnnnngggggggghhhhhhhhhh..... aaaaaahhhhh.....!" terus kopompa
memeknya dengan sodokan kontolku. Tak terasa hampir seluruh kontolku
sudah masuk keliang mememknya. kuturunkan pahanya agar menindih pahaku.
Kuletakkan tangan diatas lantai dan terus memompa memek Murni yg sempit
dan licin. Sekitar 10 menit kupompa memeknya, terasa aku akan ejakulasi.
kupercepat gerakanku agar cepat kunikmati sensasi orgasmeku. dan tak
lama, "Aaaaaaaaaaaaaassssssshhhhhhhh............ uuuughhhhhh......
crrrroooooooooot....... crot. crottttt.... kulepas lendir kenikmatan di
dalam memek Murni dan akupun terkulai lemas. Setelah mengatur napas,
kucabut pelan kontolku dan kucari pakaian kotorku untuk mengelap lelehan
spermaku dan cairan memek Murni yg telah tercampur dgn darah
perawannya. Kulap memek Murni dengan lembut sambil sesekali kucium aroma
memeknya. Terlihat Murni matanya basah, kurebahkan badanku disebelahnya
dan kuciumi pipinya. "Sayang kenapa nangis? Kamu nyesel melakukan ini
dengan mas" tanyaku. "Murni ga nyesel mas, Murni nagis karena nahan
sakit tadi. Murni seneng kok mas. Murni seneng bisa bikin mas bahagia,
murni juga pengen mas bikin Murni sebahagia mas. Jangan pernah ninggalin
Murni mas!". Tak kujawab malah kuraih kepalanya dan kulumat lembut
bibirnya. Kuangkat tubuhnya agar menindih tubuhku. Murni memelukku. dan
kami bergumul saling memagut bibir. Akibatnya, kontolku kembali bangun.
Kupinta Murni menjilati kontolku tapi ia menolak terus. Akhirnya kupinta
ia berjongkok diatas mukaku. Kujilati lagi memeknya yg montok. Sesekali
kugigitb lembut kelentitnya yg meruncing. dan kami melanjutkan kembali
pertempuran. Kupinta Murni nungging, mula-mula ia bingung. "Mas jangan
dimasukin ke pantat. Bau ih.... !!".... "Nggak sayang, kamu diem aja,
aku mau masukin ke memek kamu dr belakang. Rasanya lebih enak sayang..."
Kusodk pelan memeknya yg sudah mulai kuyup lagi. 5 menit kulakukan gaya
shaggy. Kusuruh Murni merapatkan pahanya sambil berpegangan ke tembok.
Terus kusodk dia dgn irama agak cepat. Akhirnya, "Massssss... Murni mau
kluar nih ...... aaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhsssssss......
sssssssssshhhhhhh... aaaaaaaaaahhhhhhhhhhh...!" . "tahan sayang, kita
keluar barengan aja." Pintaku. dan tiba tiba murni berdiri dan terjatuh
sambil mergeng melepas orgasmenya....
ooooooooooooooooooooooooooooohhhhhhhhhhhhhh....mas Murni lemes banget.
Sementara aku mulai merasakan tanda-tanda orgasme pula. kudekatkan
payudaranya ke kontolku dan kujepit kontolku dgn payudaranya.
Koyang-goyang payudaranya hingga kontolku terasa seperti dikocok dan ...
aaaaaaaahhhhhhhh.......... akhirnya kulklepaskan kembali lahar
kenikmatanku di toket murni.
Sampai jam 12 malam kami bersetubuh.
dan ketika hendak berpakaian kuajak Murni ke kamr mandi dan kulap
tubuhnya dengan handuk kecil yg sudah aku basahi. Ketika mengelap
pyudaranya kembali aku terangsang dan menjilatinya lagi. sambil
berjongkok kulap seluruh tubuh mulusnya dgn handuk basah. dan saat
mengelap memeknya kubenamkan kepalaku dimemeknya seakan aku tak mau
lepas dari barang yg sudah memberikan 3 kali kenikmatan padaku.
Kuberikan CD dan celana Leggingnya, "Ga usah pake cd mas, basah ntar
lengket. simpen aja disini. besok Murni cuci. Takut ketauan klo dibawa
kewarung". "Kirain buat kenang-kenangan aku sayang", jawabku sambil
mengecup bibirnya. "Udah dapet isinya, bungkusnya juga masih mau!"
katanya sambil memakai celana legging. kamipun berpakian kembali dan
kulepas Murni pulang dengan pelukan erat dan kecupan halus dibibirnya.
"Kapan-kapan kita lakukan lagi ya sayang!?" pintaku. "Asal ada waktu dan
kesempatan, kapan mas mau aku kasih. Asal jangan mas kasihkan mainan
baruku ke perempuan lain ya mas." jawab Murni.
The End
Join Facebook dan Follow Twitter Kami
Judul : Cerita Dewasa : Gadis Warteg Langganan Sex ku
Deskripsi : Artikel ini menginformasikan tentang Cerita Dewasa : Gadis Warteg Langganan Sex ku secara lengkap dan detail.