Cerita Sex Aku, Angie, Sonya dan adiknya Pertama-tama
saya ingin mengucapkan terima kasih atas banyaknya e-mail yang masuk.
Sebelumnya saya pernah bercerita mengenai pengalaman saya bersama
Anggie ke Rumah Seks ini. Setelah itu, banyak sekali e-mail yang masuk
pada saya. Mulai yang menanyakan identitas saya, sampai yang lebih
lanjut. Dengan terpaksa, untuk menjaga kerahasiaan identitas saya, saya
tidak membalas beberapa e-mail yang saya tahu benar dikirim oleh
mahasiswa kampus saya, ataupun teman-teman SMA saya dulu. Berikut ini,
saya akan menceritakan pengalaman terbaru saya
. Suatu
hari di saat libur kuliah kemarin, saya berjalan-jalan dengan Anggie
di Pondok Indah Mall. Pada saat kami melintasi stand POLO di lantai
dasar untuk pulang, saya sangat terkejut karena saya bertemu dengan
seorang cewek yang sepertinya pernah saya kenal. Lumayan lama saya
amati, ternyata cewek itu adalah Sonya
. Saya
pun hanya bisa berpura-pura lupa saja saat kami berpapasan. Perlu saya
ceritakan kilas balik disini bahwa Sonya adalah cewek yang paling
ngetop di SMA saya di Bandung dulu. Saat masih kelas 2, banyak sekali
cowok di sekolah saya yang mengejar Sonya (termasuk saya juga sihh..)
Tapi pas SMA dulu, siapa sih saya ini. Semua orang tahu kalau saya ini
hanya anak kost di Bandung. Nilai rapor yang lumayan kurang membuat saya
jadi cowok yang dipandang. Sedangkan Sonya, dia anak seorang pengusaha
di Bandung. Cewek Bandung asli. Cantik abis, dan rumahnya besar.
Pernah suatu hari kami belajar bersama di rumahnya. Singkat kata masih
ada perasaan segan pada Sonya karena masa lalu
.
Tapi
tanpa saya sangka ternyata Sonya yang duluan menegur saya. "Hai..! Apa
kabar loe?" Kami pun berbicara sesaat. Tampak ada keraguan Sonya untuk
banyak bertanya pada saya, karena di samping saya ada Anggie. Sonya
sendiri saat itu datang bersama adiknya. Perempuan juga dan masih
sekolah di sebuah SMA Negeri di Jakarta Selatan. Dari cerita-cerita
Sonya, akhirnya saya tahu bahwa dia sekarang kuliah di PTS yang terkenal
di Jakarta. Saya sendiri saat ini juga masih kuliah di PTN di Bandung,
sedangkan Anggie baru masuk kuliah di PTS yang kebetulan sama dengan
Sonya. Dari percakapan kami, tampak ada rasa kagum Sonya pada saya.
Kuliah di PTN "top", lebih dewasa, yah.. pokoknya berbeda jauh dengan
pandangannya terhadap saya saat masih SMA dulu. Nampak sekali di
wajahnya kalau ia menyesal mengapa dulu pernah meremehkan saya
. Pikiran
saya saat itu, kapan lagi saya bisa ngajak tiga cewek cantik-cantik
untuk jalan-jalan. Kalau di kampusku di Bandung, ceweknya boro-boro ada
yang cantik, yang menarik pun tidak ada. "Oke, dari sini mau kemana
Son..?" tanyaku.
"Mau pulang.. boleh nebeng nggak? Soalnya mobil gue
lagi di bengkel. Kita tadi ke sini pake taksi." Dengan persetujuan
Anggie saya pun langsung mengiyakan. Kami pun langsung berjalan ke arah
parkiran Barat PI Mall
. Di
mobil, Anggie duduk di depan, sedangkan Sonya dan adiknya duduk di
belakang. Dalam perjalanan sesekali saya memegang tangan atau bahu
Anggie. Anggie pun hanya tersenyum. "Akh.. genit loe..!" Tiba-tiba dari
belakang Sonya nyeletuk, "Mau juga dong gue.." Wah, saya pikir-pikir
inilah kesempatan saya menebus sakit hati saya di masa lalu. Tiga tahun
saat SMA segala daya upaya dilakukan, namun tanpa hasil, sekarang..
"The Past Dream Comes True!"
"Oke Kalo gitu kita ke rumah gue
dulu yaa.." Saat itu saya tahu bahwa kedua orang tuaku sedang ke luar.
Di rumah hanya ada adik perempuan saya dan pembantu saja. Itu pun
sorenya adik saya akan berangkat les, jadi tinggal pembantu saja yang
ada di rumah.
Sampai di rumah saya, saya melihat adik saya sudah
bersiap-siap pergi les dan akan diantar oleh sopir di rumah (maklum
masih kecil, belum bisa nyetir). Saya pun lekas turun untuk sekedar say
good bye pada adik perempuan saya yang sangat manja itu. "Bang, bawa
cewek kok sampe 3 ekor sihh..?" godanya. Saya hanya bisa tersenyum
sambil pura-pura tidak mendengar perkataan adik saya.
Singkat
cerita kami pun langsung masuk ke rumah saya. Setelah minum kami
berbicara di ruang tamu sambil menonton televisi. Saat itu kami
menonton sebuah film di channel HBO. Meskipun sangat jarang ada
adegan-adegan berbahaya di HBO (lain dengan TF1 atau Televisi Perancis
lainnya), namun saat itu ada adegan ciuman yang lumayan lama.
Sonya
pun nyeletuk lagi, "Loe jago cipokan nggak..?" Saya pun kaget setengah
mati, dan perasaan saya ke Anggie saat itu sangat tidak enak.
"Jago dong.. tanya aja ke si Anggie.."
"Jago ke si Anggie sih belum tentu jago kalo ama saya," balasnya.
Si
Anggie pun agak panas, "Oke kita buktikan, kalau perlu bukan sekedar
cipokan tapi lebih.." Saya pun pura-pura cool saja, tapi dalam hati
bahagianya setengah mati.
"Loe juga ikut aja Vit..!" ajak saya pada adiknya Sonya, Vita.
Kami
pun lalu naik ke atas kamar tidur saya. Sampai di kamar saya, Sonya
mengeluh, "Ini mah hanya cukup buat elo ama Anggie, khan ada empat
orang nih, artinya harus double bed," katanya mengomentari kamar tidur
saya yang hanya single bed. Kami berpindah ke kamar tidur orang tuaku.
Sebenarnya bisa sih kami bermain di kamar adik saya, tapi takut aja saya
kalau tiba-tiba adik saya cepet balik ke rumah.
Sampai di situ
mereka pun langsung mempreteli baju dan celana saya. Tampak Anggie dan
Sonya paling agresif, sedangkan Vita masih malu-malu dengan hanya
tersenyum melihat saya seperti laki-laki yang tak berdaya. Saya pun
dalam sekejap telanjang bulat di hadapan mereka bertiga yang masih
berpakaian lengkap. Anggie masih memakai tangtop, Sonya dengan baju
ketat, dan Vita masih dengan T-Shirt. "Uhh, yang anunya gede.." goda
Sonya melihat barang saya. Saya pun langsung membuat mereka bertiga
berbaring di tempat tidur. Satu persatu saya buka baju dan bra-nya.
Namun ada rasa sungkan juga saat membuka baju Vita yang masih beginner.
"Udah Vit, enjoy aja kayak Mbak," hibur Sonya pada adiknya. Dalam
sekejap, mereka bertiga juga berada dalam keadaan bugil.
Sonya
lalu bangkit memeluk saya sambil membalikkan posisi kami sehingga saya
berada di bawah. Ia lalu merapatkan bibirnya ke barang saya. Dalam
sekejap Anggie meraih bibir saya dan melumatnya hingga saya sukar
mengatur nafas. Perlu diketahui kami sering sekali beradu ciuman dengan
Anggie sehingga ia tahu betul kelemahan saya dalam berciuman. Melihat
Vita masih 'nganggur', saya lalu menegakkan badan saya, Vita pun lalu
memeluk saya dari belakang sambil sesekali mencium daerah leher bagian
belakang saya. Saya harap pembaca mendapat gambaran bagaimana posisi
kami saat itu. Anggie memeluk dan mencium saya dari depan, Vita dari
belakang, dan Sonya di bawah.
Saya pun hanya bisa membalas
ciuman Anggie sambil sesekali mencium balik Vita, dan tangan saya hanya
membelai kepala Sonya yang menghisap barang saya. Sesekali posisi kami
di tempat tidur bergeser akibat kegelian saya saat main dengan 3 cewek
sekaligus. Pikir-pikir inilah pengalaman pertama saya sekali main
dengan banyak wanita pada saat yang bersamaan.
Sekitar 5 menit
permainan berlangsung saya merasakan adanya cairan yang terpercik ke
daerah pusar saya. Ternyata Anggie sudah orgasme pertama. Saya pun
langsung membalikkan posisi kami sehingga sekarang saya yang berada di
atas Anggie, sehingga untuk sementara Sonya harus menghentikan
hisapannya pada barang saya. Langsung saja saya arahkan barang saya ke
lubang kemaluan Anggie. Tampak Anggie kesakitan, tanpa peduli banyak
saya langsung menghujamkan kejantanan saya dengan kecepatan tinggi
sehingga Anggie sesekali berteriak. Saat itu Sonya hanya bisa mencium
pantat saya dari arah samping, sementara Vita hanya melihat-lihat. "Eh,
gue udah mau keluar nih Nggie.." kata saya pada Anggie. Angie pun lalu
memindahkan tangannya yang semula memeluk punggung saya ke arah bahu
saya. "Keluarin di dalam atau di luar nih say..?" tanya saya. "Di dalem
aja gihh.." jawabnya sambil menutup mata. Akhirnya, "croott.. crott..
crott.." saya mengeluarkan sperma saya lumayan banyak mengakhiri
permainan saya berdua dengan Anggie.
Setelah beristirahat
sekitar 5 menit, saya lalu menyuruh Sonya tengkurap menghadap ke tempat
tidur. Sambil meremas payudaranya yang berukuran 36B, saya lalu
memeluk badannya dari arah belakangnya. Tanpa membuang waktu lalu saya
mengarahkan kemaluan saya ke arah kemaluannya. Terus terang
pertama-tama agak sulit karena pantat Sonya lumayan padat. Tapi
akhirnya kejantanan yang panjangnya 18 cm dapat masuk ke lubang
kemaluannya. Saya pun mengocok kemaluan saya yang sudah seluruhnya masuk
ke dalam liang senggama Sonya. Tampak sesekali Sonya kesakitan, ia pun
lalu melingkarkan kedua tangannya ke leher belakang saya, sehingga
kami merasa sangat nyaman dengan posisi kami saat itu. "Kalo bisa
keluarnya bersamaan Son..!" kataku pada Sonya, kamipun mengatur irama
sehingga saat Sonya bilang sebentar lagi ia akan keluar, saya lalu
meningkatkan akselerasi saya sehingga kami berdua bisa keluar pada saat
yang bersamaan. Kami pun akhirnya keluar pada saat yang bersamaan. Di
hati kecil saya, saya berkata, "Akhirnya nih Miss Universe-nya SMA
Negeri*** (edited) Bandung, udah gue pake." Kami pun saling tersenyum
saat kembali ke posisi sebelumnya. "Payah nih kirain elo alim, taunya
malah gituin gue.." kata Sonya ke gue saat itu. Saya hanya tertawa
ringan.
Terakhir Vita yang masih tidak percaya dengan pengalaman
pertamanya ini. Terus terang saya tidak tega gituin Vita yang masih
imut dan -ramalan saya- pada saatnya nanti Vita akan lebih cantik dari
Sonya, kakaknya. "Son, adik elo boleh gue gituin nggak?" tanya saya ke
Sonya sekalipun terus terang saya juga agak kecapaian. "Jangan dong..
mau loe adik loe digituin? tapi terserah dia ajalah.." jawab Sonya, dan
tanpa diduga, Vita lalu mengarahkan mulutnya ke barangku. Pikir-pikir
emang mending begitu aja deh, tidak tega saya sama nih anak SMA. "Vit,
isep sampe keluar dahh!" kata saya. Vita pun langsung menghisap
kejantanan saya sambil sesekali menjilat-jilat biji pelirku. Tampak
benar kalau dia masih pemula dengan sesekali giginya tanpa sengaja
menggigit barangku. "Jangan digigit Vit, ntar lepas anu gue. Sampe
lepas, ntar Anggie ama Mpok (Kakak perempuan) loe ngambek berat.." kata
saya. Sonya dan Anggie hanya tertawa sambil membaca majalah Femina
milik ibu saya. Akhirnya sperma saya keluar dan masuk ke dalam mulut
Vita seluruhnya. Vita lalu menjilat-jilat barang saya sampai kering.
"Mmmhh.. anak SMA*** (edited) jaman sekarang, masih kelas 2 udah isep
anunya cowok.." goda saya pada Vita. "Biarin.." jawab Vita agak kesal.
Setelah
itu saya merasa sangat kecapaian. Akhirnya kami tidur berempat di
tempat tidur orang tuaku. Saya di bawah, Anggie di atas, sedangkan
Sonya memeluk saya dari arah kanan, dan Vita dari arah kiri. (Mmhh..
seandainya posisi tidurku bisa begini tiap hari..)
Sekitar jam 9
malam kami terbangun, dan langsung mandi. Saya sempat panik
kalau-kalau adik saya curiga akan apa yang sudah kami lakukan. Tentunya
adik saya sudah balik dari tempat lesnya. Setelah mandi dan berpakaian
rapi lagi, kami keluar dan untungnya adik saya sedang berada di kamar
tidurnya di atas dan sudah tidur terlelap. Mereka pun saya antar pulang
ke rumahnya masing-masing dengan aturan mendekati rumah mereka, mereka
harus mengocok barangku sampai keluar dan menjilatinya. Pada saat
mengantarkan Anggie yang rumahnya di daerah Kemang nampak oke-oke aja,
namun pada saat mengantarkan Sonya dan Vita, terus terang saya agak
'menderita', soalnya saya harus dikocok dua kali sesuai perjanjian
kami. Pertama-tama Vita yang mengocok. Setelah keluar, tanpa menunggu
waktu Sonya langsung melanjutkan mengocok kemaluan saya sampai keluar
lalu menjilatinya. Benar-benar pengalaman yang menyenangkan bagi saya.
Artikel Terkait: