Namaku Marni, aku berumur 30 tahun, suamiku bernama Ferry, berumur 35
tahun, dia bekerja sebagai tenaga ahli pada sebuah perusahaan pengeboran
minyak lepas pantai. Kebanyakan waktu kerjanya berada di atas Riq,
yaitu suatu tempat yang dibangun di tengah laut, untuk pengeboran
mencari sumber minyak baru. Waktu kerjanya adalah 2 minggu di atas Riq,
diikuti 1 minggu cuti di darat, demikian berkelanjutan. Sehingga kalau
Mas Ferry sedang bertugas, maka aku tinggal sendirian di rumah ditemani
oleh pembantu kami, Mbok Minah yang telah berumur 55 tahun dan telah
mengikuti kami sejak kami menikah, serta seekor anjing herder jantan
besar dan galak sebagai penjaga rumah. Anjing herder ini diberikan oleh
seorang expatriate yang berasal dari Italy, yang telah kembali ke
negerinya karena telah habis kontrak. Pada waktu bertugas di Indonesia,
expatriate Italy tersebut tinggal di rumah besar kontrakannya di daerah
Cipete berdua dengan istrinya yang berumur 27 tahun. Istrinya mempunyai
tubuh yang sangat seksi dan aku telah mengenalnya cukup akrab, karena
setiap suami-suami kita sedang bertugas, kami sering saling mengunjungi
untuk berbagi waktu.
Pengalamanku yang berhubungan dengan lelaki, tidak terlalu banyak dan
sebelum bertemu dengan Mas Ferry, aku tidak terlalu banyak bergaul
dengan lelaki lain, karena biarpun aku termasuk wanita yang berparas
cantik dengan badan yang menurut teman-teman dekatku termasuk seksi,
akan tetapi entah mengapa, setiap kali ada cowok yang bermaksud lebih
dari sekedar teman, aku langsung mengambil jarak. Aku tidak tahu
bagaimana mula-mula bisa dekat dengan Mas Ferry yang kebetulan adalah
teman abangku, biarpun memang setiap kali Mas Ferry tidak bertugas di
Riq, dia selalu bermain di rumahku, tapi toh hubungan kami biasa-biasa
saja. Hanya saja tiba-tiba sekitar 5 tahun lalu, Mas Ferry mengemukakan
maksudnya untuk menikahiku kepada kedua orang tuaku dan entah karena
bujukan orang tua dan kakakku, ataupun karena memang aku juga telah
menaruh simpati kepada Mas Ferry selama ini, akhirnya aku menyetujui dan
kami segera melangsungkan pernikahan kami. Pada waktu malam pertama
kami itu, aku mulai tahu bagaimana enaknya hubungan kelamin antara pria
dan wanita, setelah selesai resepsi pernikahanku.
Kuingat pada hari itu setelah selesai resepsi pernikahan kami, yang
dilakukan pada siang hari, kami berdua beserta rombongan keluarga
kembali ke rumah baru kami. Rombongan keluarga kami, pada jam 8 malam
kembali ke rumah mereka masing-masing, sehingga akhirnya aku dan Mas
Ferry hanya tinggal berdua saja di rumah kami itu. Pada saat itu Mbok
Minah, pembantu rumah kami itu belum ada, karena kupikir apa-apa di
rumah dapat dikerjakan sendiri. Aku mandi duluan sebab badanku sudah
merasa gerah setelah seharian sibuk dengan acara pesta yang padat itu.
Setelah selesai mandi dengan mengenakan daster, aku duduk di ruang
keluarga sambil menonton TV. Kemudian Mas Ferry yang pada saat itu hanya
bercelana pendek, kusuruh mandi. Mas Ferry untuk ukuran umum dapat
dikatakan termasuk tampan. Warna kulitnya agak gelap kehitaman, pada
wajahnya ada tumbuh rambut halus di dagu dan dadanya cukup bidang dengan
tinggi badan berkisar 175 cm, otot-ototnya menonjol kuat.
Setelah selesai mandi Mas Ferry dengan santai duduk di sebelahku sambil
ikut mengawasi televisi yang remotenya masih di tanganku, "Mar, apakah
kamu capai?" tanya Mas Ferry. "Tidak Mas, memangnya ada apa?" jawabku
lugu, karena memang aku sesungguhnya tidak menyadari apa yang seharusnya
dilakukan oleh sepasang pengantin baru. Rupanya Mas Ferry yang telah
sangat bernafsu, mendengar jawabanku itu, tanpa ba bi Bu segera menarik
badanku dan membekapku erat-erat dan sebelum aku menyadari benar apa
yang sedang terjadi, kedua tangan Mas Ferry dengan cepat segera menguak
dasterku dan sekalian ditariknya lepas BH-ku sehingga kedua buah dadaku
yang ranum segera seolah-olah melompat keluar. Mas Ferry terpesona
melihat bentuk buah dadaku yang indah, yang warna kuning langsat dengan
bulatan kecil coklat tua kemerahan, serta puting kecil menantang di
ujungnya.
Aku mula-mula mencoba memberontak, akan tetapi aku segera sadar bahwa
sekarang aku adalah istri dari Mas Ferry. Badanku segera dipeluknya dan
disandarkan pada sandaran sofa, mulutnya langsung menuju puting susuku,
kurasakan lidahnya lincah bergerak menjilat-jilat puting susuku,
menimbulkan suatu perasaan aneh, geli yang tidak dapat kulukiskan, yang
menjalar keseluruhan badanku. Hal ini membuat aliran darahku bertambah
cepat dan badanku tiba-tiba merasa panas, puting susuku terasa semakin
mengeras, sesekali kurasakan gigitan kecil gigi Mas Ferry menggores
putingku. Pada bagian perutku kurasakan ada benda yang membonggol besar
mendesak dan menekan hebat. Bibirku juga tak luput dari lumatannya,
terasa habis dilumat bibirku, sampai aku tak bisa bernafas, aku mulai
berkeringat dan tiba-tiba tangan kanannya mulai meluncur ke bawah menuju
ke arah kemaluanku yang masih tertutup dengan CD, diselipkan tangannya
di antara pahaku. Aku agak terkejut, sehingga otomatis kedua pahaku
kututup rapat-rapat dan kedua tanganku memeluk Mas Ferry erat-erat, Mas
Ferry semakin gencar saja melakukan aktivitasnya, kemudian ditarik
dasterku sampai terlepas dan perlahan-lahan celana dalamku dilucuti juga
sambil tersenyum.
Setelah itu dengan sigap direnggangkannya kedua pahaku, sehingga dengan
leluasa Mas Ferry dapat melihat kemaluanku yang padat dengan bulu hitam
keriting, tangannya mengocek kemaluanku yang sudah agak basah itu dengan
halus, kemudian dimasukkannya jari tengah perlahan-lahan ke dalam
lubang kemaluanku, sedangkan ibu jari dan jari jempolnya menekan
bibir-bibir kemaluanku, membuka jalan dengan meminggirkan rambut
kemaluanku. Klitorisku terasa kaku, sambil jari-jarinya bermain-main di
kemaluanku, mulutnya menjilat dan menyedot buah dadaku sampai aku
kegelian dan tiba-tiba dia berhenti menyedot buah dadaku dan badannya
melongsor ke lantai dan kini Mas Ferry jongkok diantara kedua pahaku,
yang dengan perlahan-lahan dikuakkan, sehingga terbuka dan kepalanya
dimajukan kearah pangkal pahaku dan kurasakan mulutnya sudah menempel
pada kemaluanku.
Merasakan lidahnya yang basah dan hembusan nafasnya pada pangkal pahaku
membuatku menggelinjang kegelian, lebih-lebih ketika kurasakan lidahnya
menyapu bersih ruang dalam kemaluanku yang telah basah itu, sambil
tangan kanannya ikut membantu memainkan klitorisku. "Aaagghh.. Maass..
aduuh..
" aku mengerang-erang dan mengeliat-geliat kegelian, tapi dia tidak
mempedulikannya, diteruskan aktivitasnya mempermainkan klitorisku.
Selang sesaat, aku disuruhnya duduk di lantai, diantara kedua kaki Mas
Ferry yang duduk di atas sofa dan aku sangat kaget melihat benda bulat
besar yang terletak diantara kedua paha Mas Ferry yang tegak menghadap
ke atas, batang kemaluan Mas Ferry sungguh dahsyat, seperti batang
kemaluan pemain blue film yang pernah dahulu satu kali kulihat di video
yang diputar di rumah seorang teman wanitaku. Panjangnya kurang lebih 17
cm dengan kepalanya batang kemaluannya bulat besar seperti topi baja
tentara dan batang batang kemaluannya berdiameter 3 cm, dilingkari oleh
urat-urat yang menonjol. Mas Ferry hanya tersenyum saat melihat mataku
yang terbelalak itu, sambil memegang batang kejantanannya dan
digerak-gerakkan dengan tangannya, dia mengambil tanganku dan disuruhnya
aku memegang batang kemaluannya. Alamak.. tanganku tak cukup melingkar
pada batang kemaluannya yang besar dan panjang itu. Dalam posisi Mas
Ferry duduk seperti itu, batang kemaluannya memanjang di atas perutnya
sampai mencapai pusarnya. Aku merinding dan takut juga melihatnya benda
panjang, bulat berwarna hitam mengkilap mendongak seperti belut besar
itu.
Tanpa sadar badanku menggelinjang dan terasa ngilu pada perut bagian
bawahku, membayangkan benda tersebut menerobos masuk ke dalam liang
kewanitaanku yang kecil dan masih sempit itu. "Kenapa kok diplototin
seperti itu
" tanyanya. "Eh.. aku heran kok, kayak gini besarnya ya? apa cukup nggak
ya ini masuk ke dalam punyaku nanti?" jawabku sambil tetap memegangnya.
Belum selesai aku melanjutkan omonganku, ditekan kepalaku ke arah
perutnya dan disorongkan ujung batang kemaluannya ke mulutku, dan..
eehmm, mulutku tak muat menampung semua batang kemaluannya ke dalam.
Kurasakan aneh juga seperti sedang mengulum es cream horn saja, aku
mencoba melakukan seperti apa yang pernah kulihat pada VCD porno itu,
aku mencoba memainkan lidahku dan mulutku maju mundur, sehingga batang
kemaluannya menyembul tenggelam dalam mulutku. Tangannya juga tidak
tinggal diam menggapai semua bagian tubuhku yang sensitif, sehingga aku
semakin terangsang.
Aku mencoba menjilat-jilat pula buah zakarnya, pada ujung batang
kemaluannya, kurasakan ada cairan bening sedikit cukup manis dan agak
asin terus kuhisap sambil mencoba memasukkan kepala batang kemaluan Mas
Ferry ke dalam mulutku, sampai mulutku tak mampu lagi menahan besarnya
batang kemaluan Mas Ferry itu.
Setelah puas aku mencium batang kemaluannya dan mengisap-isap kepala
batang kemaluannya, sampai mulutku terasa capek, kemudian.. "Mar, coba
kamu tengkurap di pinggir sofa dan pegangi ujung sofa itu", perintahnya.
Aku tidak mengerti maunya Mas Ferry, tapi kulakukan saja perintahnya,
badanku setengah tengkurap di sofa dan kedua lututku berlutut di lantai
sehingga pantatku terbuka, agak menungging ke atas. Tiba-tiba kurasakan
batang kemaluan Mas Ferry dipukul-pukulkan pada pantatku sehingga aku
kegelian, kemudian Mas Ferry menempatkan kepala batang kemaluannya
menempel pada bibir kemaluanku dari belakang, rupanya Mas Ferry sudah
akan melakukan penetrasi.
"Mass.. pelan-pelan yaa
jangan sampai sakit.. itunya Mas kan sangat besar
"
"Jangan takut yaangg.." dengan perlahan-lahan Mas Ferry mendorong batang
kemaluannya, sehingga terasa kepala batang kemaluannya masuk sebagian
dan terjepit oleh kedua bibir liang kewanitaanku yang masih ketat itu.
Perutku tertekan pada pinggir sofa dan kedua tangan Mas Ferry memegang
pinggulku dengan erat-erat, sehingga pantatku tidak dapat digerakan
untuk menghindari tekanan batang kemaluannya pada liang senggamaku, Mas
Ferry melanjutkan tekanannya ke lubang kemaluanku sehingga terasa lubang
kemaluanku terkuak dan dipenuhi oleh benda besar, kepala batang
kemaluannya tertahan oleh sempitnya lubang kemaluanku, dia mencoba
mendorong lagi dan gagal untuk menerobos masuk.
"Aaah.. seret sekali ya, untuk menembus ke dalam.. susah juga kalo
perawan", omongnya, akan tetapi Mas Ferry tidak kehilangan akal
diambilnya hand & body lotion dan dioleskan pada kepala kemaluannya
yang besar itu dan ke seluruh batangnya, kemudian dia mencoba lagi
menekan secara perlahan-lahan sambil tangan satunya memegang batang
kemaluannya dan tangannya yang lain membuka belahan pantatku.
Perlahan-lahan tapi pasti kepala batang kemaluannya mulai menerobos
masuk ke dalam liang kewanitaanku yang kecil dan masih sempit, aku agak
panik sebab kurasakan agak pedih pada bagian dalam kemaluanku.
"Maass, udah ah.. nggak bisa masuk.. terlalu besar sih", pintaku.
"Sebentar.. tahan dulu ya.. ini udah nyampe sepertiga lho
" jawabnya sambil dengan tiba-tiba kedua tangannya memeluk bagian
perutku dan menariknya ke atas dan seluruh berat badannya menekan
punggungku serta pantatnya didorong ke depan menempel pada pantatku.
Akibatnya seluruh batang kemaluannya mendesak masuk ke dalam lubang
kemaluanku dan, "Ssreet.. sret.. sreett." Aku pun menjerit lirih,
"Aaauu.. aduuhh
" aku menjerit dengan keras karena, kurasakan bagian bawahku seakan-akan
terbelah dan batang kemaluan Mas Ferry terasa tembus ke perutku hingga
terasa di kerongkonganku. Kedua tangan Mas Ferry tetap mendekap perutku
dengan kuat, sehingga biarpun aku menggelepar-gelepar dengan kuat tetap
saja batang kemaluannya bisa menerobos keluar masuk liang kewanitaanku.
Dengan pasti dan teratur Mas Ferry menggerak-gerakan pantatnya maju
mundur sehingga lama-kelamaan batang kemaluannya mulai lancar keluar
masuk pada kemaluanku. Aku mulai merasa kegelian yang tak tertahan,
karena setiap kali batang kemaluannya ditekan ke dalam lubang
kemaluanku, klitorisku ikut tertekan masuk, sehingga terasa sangat
nikmat tergesek batang batang kemaluannya yang berurat itu.
"Aduhh.. eengg.. eennaak.. aahh.. aduuhh.. Mass.. teeruuskaan.. Mass
". Terasa lubang kemaluanku terisi penuh sehingga napasku menjadi
ngos-ngosan. Akhirnya seluruh badanku bergetar dengan hebat sehingga
tersentak-sentak, aku mencapai orgasme dengan dahsyat dan cairan licin
membanjir dari dalam liang kewanitaanku, "Ooohh.. oohh.. aaduuhh..
eenaakk" dan kurasakan kenikmatan itu menyambung terus saat batang
kemaluan Mas Ferry maju mundur di celah liang kewanitaanku. Setelah
kenikmatan yang dahsyat itu melandaku, aku terkapar dengan lemas di
sofa.
Kemudian Mas Ferry menepuk pantatku dan membalikkan badanku menghadap
padanya, sehingga sekarang aku telentang di atas sofa dengan pantatku
terletak di pinggir sofa dan kedua kakiku terjulur di lantai. Mas Ferry
menguak kedua kaki lebar-lebar dan jongkok diantara kedua pahaku. Tangan
kirinya menekan pinggulku dan ibu jari dan jari telunjukya menguak
bibir kemaluanku, sedangkan tangan kanannya memegang batang kemaluannya
yang ditempatkan pada bibir kemaluanku. Kepala batang kemaluannya
digosok-gosokan sebentar pada bibir kemaluanku, juga pada klitorisku,
sehingga aku mulai terangsang lagi dan badanku mulai menggelinjang.
Melihat itu Mas Ferry mulai menekan masuk batang kemaluannya ke dalam
kemaluanku, setelah itu Mas Ferry menggenjot batang kemaluannya keluar
masuk, buah dadaku dibiarkan bergerak bebas mengikuti irama dorongan
pantat Mas Ferry, sementara tangan Mas Ferry memegang pinggulku dan
menariknya ke atas, pantatnya tetap bekerja maju mundur.
Saat batang kemaluan masuk, badanku terasa tertusuk geli tak karuan.
Sesekali juga Mas Ferry menciumi buah dadaku sambil batang kemaluannya
terus bergerak keluar masuk kemaluanku. Aku mulai merespon lagi dan
berusaha dengan menggerakkan pantatku memutar ke kiri dan kanan. Batang
kemaluan Mas Ferry terjepit dan terpelintir mengikuti gerakan pantatku,
dia pun mulai mengerang dengan kuat. Dipegangnya kedua buah dadaku
kuat-kuat dan ditarik masukkan batang kemaluan besarnya berulang-ulang
sampai aku mulai kewalahan.
"Aaahh.. Maarr.. aku mau keluar niihh
" erangnya, kupercepat menggoyang pantatku karena aku tak mau
menyia-nyiakan keadaan ini, aku ingin juga memberikan pada Mas Ferry
kepuasan maksimal dan, "Aaahh.. aduuhh.. oohh
", diikuti oleh, "Ssreet.. sreett.. sreet.. croott.. croott.." Mas Ferry
menekan kuat-kuat pantatnya, sehingga seluruh batang kemaluannya
terbenam ke dalam kemaluanku dan buah pelernya menempel ketat pada
lubang anusku. Aku merasa sangat geli dan terangsang dan kurasakan
semprotan hangat air mani Mas Ferry menyemprot ke dalam liang
kewanitaanku dan saking banyaknya terasa penuh liang kewanitaanku
sehingga sebagian terasa mengalir keluar membasahi anusku dan menetes di
sofa.
Mas Ferry masih mengerang hebat dengan tubuhnya bergetar-getar
kenikmatan dan aku gigit pentil dadanya, sambil kucakar punggungnya
untuk menahan kenikmatan yang tiada taranya ini. Kuangkat pantatku
pelan-pelan dan masih kulihat sisa-sisa ketegangan di batang kemaluan
Mas Ferry. Setelah itu kami pun terkulai lemas dan tidur sambil batang
kemaluan Mas Ferry masih menancap di memekku. Begitulah hampir selama 2
minggu kami melakukan hubungan seks dan tiba saatnya ketika Mas Ferry
harus berlayar karena masa cutinya sudah habis. Aku mengantar kepergian
suamiku sampai di pelabuhan. Demikian sejak itu, aku harus membiasakan
hidupku dengan jadwal tugas Mas Ferry selang seling pergi bertugas di
Riq dan tinggal di darat, di mana keadaan ini kami jalani hampir 5
(lima) tahun sampai sekarang.
Pada saat ini Mas Ferry sedang bertugas di Riq, sudah hampir 2 minggu
aku ditinggal Mas Ferry, besok Mas Ferry akan kembali ke rumah dan
tinggal selama 1 minggu, sudah terbayang dalam benakku, hari-hari
mendatang selama 1 minggu, dimana kami berdua akan berenang dalam madu
kenikmatan untuk memuaskan hasrat pemenuhan kebutuhan seksual kami yang
mengalami puasa selama 2 minggu. Dengan jadwal tugas Mas Ferry seperti
ini, maka hubungan seks kami selalu saja menggebu-gebu, disebabkan
setiap kali kami harus berpuasa selama 2 minggu untuk bertemu dan saling
memuaskan selama 1 minggu. Membayangkan hari esok dan bagaimana gumulan
Mas Ferry, benar-benar telah membuatku sangat terangsang, memang setiap
kepergian Mas Fery, aku benar-benar bertahan untuk tidak menyalurkan
keinginan seksku yang tinggi dengan lelaki lain, karena aku benar-benar
hanya berkeinginan memberikan tubuh dan gairahku pada Mas Ferry seorang.
Menjelang sore hari, setelah menyediakan makan malam di atas meja, yang
pada saat ini harus kusiapkan sendiri, sebab Mbok Minah, pembantu
setiaku sedang pulang kampung, karena mendadak ada keluarga dekatnya di
kampung yang sakit berat. Aku memberi makan Tarzan anjing herder kami
itu. Telah hampir satu bulan Tarzan tinggal bersama kami, setelah
tuannya yang lama kembali ke Italy. Setelah selesai memberi makan
Tarzan, aku mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk mandi. Letak
kamar mandi tempat aku mandi, nyambung dengan kamar tidur kami.
Setelah selesai mandi, aku mengeringkan tubuhku dan dengan hanya
membungkus tubuhku dengan handuk mandi, aku membuka pintu kamar mandi
dan masuk ke dalam kamar tidur. Di dalam kamar tidur terlihat Tarzan
sedang tiduran di sudut kamar, rupanya dia telah selesai makan dan masuk
ke kamarku untuk tiduran, memang dia senang tidur di dalam kamar kami
yang lantainya dilapisi karpet tebal dan udaranya dingin oleh AC. Dengan
masih dililit handuk, aku duduk di depan meja rias untuk mengeringkan
dan bersisir rambut.
Pada saat itu Tarzan mendadak bangkit dari tidurannya dan berjalan
mondar mandir di dalam ruangan kamar dengan lidahnya terjulur keluar
sambil hidungnya mendengus-dengus, terlihat malam ini Tarzan agak
gelisah, tidak seperti biasa yang selalu tenang tidur di sudut kamar,
malam ini dia mondar mandir dan sekali-sekali matanya yang hitam
kecoklatan melihat ke arahku yang sedang duduk menyisir rambut. Melihat
Tarzan seperti itu, kupikir lebih baik menyuruh Tarzan ke dapur karena
mungkin dia sedang kehausan, jadi aku bangkit berdiri dan berjalan
menuju pintu sambil berkata, "Tarzan
ayoo.. keluar
" pada saat aku melintas di depan Tarzan, tiba-tiba tanpa aba-aba, kedua
kaki depan Tarzan menggapai dan dengan bertumpu pada kedua kaki
belakangnya, kedua kaki depan Tarzan menekan bagian punggungku, aku
mencoba berbalik dan karena beratnya badan Tarzan, aku terhuyung-huyung
dan jatuh telentang di lantai yang dilapisi karpet tebal. Kedua kaki
terpentang lebar, sehingga handuk yang tadinya menutupi bagian bawahku
terbuka, yang mengakibatkan bagian bawahku terbuka polos di mana
kemaluanku dan bagian pahaku yang putih mulus masih agak basah karena
belum sempat kukeringi dengan betul.
Tarzan dengan cepat berjalan ke arahku yang sedang telentang di lantai
dan sekarang berdiri diantara kedua kakiku yang terbuka lebar itu.
Dengan cepat kepalanya telah berada diantara pangkal pahaku dan
tiba-tiba terasa lidahnya yang kasar dan basah itu mulai menjilati
pahaku, hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli. Aku mencoba
menarik badanku ke atas untuk menghindari jilatan lidahnya pada pahaku,
akan tetapi terdengar suara geraman keluar dari mulutnya dan dengan
masih terus menjilat pahaku. Tarzan menunjukan gigi-giginya yang
runcing, yang membuatku sangat ketakutan sehingga badanku terdiam dengan
kaku. Kedua mataku melotot dengan ngeri melihat ke arah anjing herder
tersebut yang kepalanya berada diantara kedua pahaku. Jilatannya makin
naik ke atas dan tiba-tiba badanku menjadi kejang ketika lidahnya yang
kasar itu terasa menjilat belahan bibir kemaluanku dari bawah terus naik
ke atas dan akhirnya badanku terasa meriang ketika lidahnya yang besar
basah dan kasar itu menyentuh klitorisku dan meggesek dengan suatu
jilatan yang panjang, yang membuatku terasa terbang melayang-layang
bagaikan layang-layang putus ditiup angin.
"Aduuhh
" tak terasa keluar keluhan panjang dari mulutku. Badanku terus
bergetar-getar seperti orang kena setrum dan mataku terus melotot
melihat kearah lidah Tarzan yang bolak balik menyapu belahan bibir
kemaluanku dan dengan tak sadar kedua pahaku makin terbuka lebar,
memberikan peluang yang makin besar pada lidah Tarzan bermain-main pada
belahan kemaluanku. Dengan tak dapat kutahan lagi, cairan pelumas mulai
membanjiri keluar dari dalam kemaluanku dan bau serta rasa dari cairan
ini makin membuat Tarzan makin giat memainkan lidahnya terus menyapu
dari bawah ke atas, mulai dari permukaan lubang anusku naik terus
menyapu belahan bibir kemaluanku sampai pada puncaknya yaitu pada
klitorisku. Ohh.. dengan cepat kemaluanku menjadi basah kuyup oleh
cairan nafsu yang keluar terus menerus dari dalam kemaluanku. Sejenak
aku seakan-akan lupa akan diriku, terbawa oleh nafsu birahi yang
melandaku..akan tetapi pada saat berikut aku sadar akan situasi yang
menimpaku.
"Aduuhh benar-benar gila ini, aku terbuai oleh nafsu karena sentuhan seekor anjing.. aahh.. tidak.. tidak bisa ini terjadi
", dengan cepat aku menarik badanku dan mencoba bergulir membalik
badanku untuk bisa meloloskan diri dari Tarzan. Dengan membalik badanku,
sekarang aku merangkak dengan kedua tangan dan lututku dan rupanya ini
suatu gerakan yang salah yang berakibat sangat sangat fatal bagiku,
karena dengan tiba-tiba terasa sesuatu beban yang berat menimpa
punggungku dan ketika masih dalam keadaan merangkak itu aku menoleh
kepalaku ke belakang, terlihat Tarzan dengan kedua kaki depannya telah
menekan punggungku dan kuku-kuku kaki depannya nyangkut pada handuk yang
melilit badanku, badannya yang berat itu menekan badanku. Untung
badanku dililit handuk tebal, kalau tidak pasti punggungku luka-luka
terkena cakaran kuku Tarzan yang tajam dan kuat itu.
Aku mencoba merangkak maju dan berpegang pada tepi tempat tidur untuk
mencoba berdiri, akan tetapi tiba-tiba Tarzan menekan badannya yang
beratnya hampir 60 Kg itu sehingga posisiku yang sudah setengah
berlutut, karena beratnya badan Tarzan, akhirnya aku tersungkur ke
tempat tidur dengan posisi berlutut di pinggir tempat tidur dan separuh
badanku tertelungkup di atas tempat tidur, di mana badan Tarzan menidih
badanku. Kedua kaki belakang Tarzan bertumpu di lantai diantara kedua
pahaku yang agak terkangkang dan karena posisi badanku yang tertelungkup
itu, maka handuk yang melilit dan menutupi badanku agak terangkat ke
atas, sehingga bagian pantat aku ke bawah terbuka dengan lebar. Badan
anjing herder tersebut terasa berat menidih badanku. Karena kuku kaki
depannya tersangkut pada handuk, maka kedua kaki belakangnya mendorong
ke depan, sehingga terasa pantatku tertekan oleh kedua paha berbulu dari
anjing tersebut.
Dalam usaha melepaskan kedua kakinya yang tersangkut pada handuk, badan
Tarzan bergerak-gerak di atas punggungku dan tanpa dapat dihindari
bagian bawah perut Tarzan tergesek-gesek pada belahan pantatku yang
tidak tertutup handuk. Aduh gila ini, sekarang aku benar-benar terjebak
dalam posisi yang sulit. "Tarzanayooturun
" aku mencoba menghardik anjing tersebut, kedua tanganku tidak dapat
digerakkan karena terhimpit diantara badanku dan kedua kaki depan
Tarzan.
Tiba-tiba aku merasakan ada suatu benda kenyal, bulat panas terhimpit
pada belahan pantatku dan tiba-tiba aku menyadari akan bahaya yang akan
menimpaku, anjing herder tersebut rupanya sudah mulai terangsang dengan
tergesek-geseknya batang kemaluannya pada belahan kenyal pantatku.
"Ayoo.. Tarsan.. stop
turun dari punggungku.. ayoo
" dengan panik aku mencoba menyuruhnya turun dari punggungku, akan
tetapi seruanku itu tidak dipedulikan oleh Tarzan, malahan sekarang
terasa gerakan-gerakan mencucuk benda tersebut pada pantatku mula-mula
perlahan dan semakin lama semakin gencar saja. Aku menoleh ke kanan, ke
arah kaca besar lemari yang persis berada di samping kanan tempat tidur,
terlihat batang kemaluan anjing herder tersebut telah keluar dari
pembungkusnya dan terlihat batang kemaluannya yang berupa daging merah
bulat dengan ujungnya berbentuk agak meruncing sedang mencocol-cocol
bagian pantatku akibat gerakan pantat anjing tersebut yang makin cepat
saja. Mulut anjing tersebut setengah terbuka dan lidahnya terjulur
keluar dan terdengar dengusan keluar dari hidungnya. Rupanya anjing
herder tersebut telah sangat terangsang dan sekarang dia sedang berusaha
memperkosaku.
Aku benar-benar menjadi panik, bagaimana tidak, aku dalam posisi
terjepit dan sedang akan disetubuhi oleh seekor anjing herder yang
kelihatan sedang kesetanan oleh nafsu birahinya. Oh.. memang sudah
hampir 2 minggu aku tidak berhubungan seks dan sejak siang aku berada
dalam keadaan bernafsu membayangkan besok Mas Ferry akan kembali dan
kita akan menikmati permainan seks yang seru sepanjang 1 minggu kedepan,
akan tetapi.. disetubuhi oleh seekor anjing herder? benar-benar tidak
terbayangkan selama ini olehku.
Tanpa kusadari sodokan-sodokan batang kemaluan Tarzan semakin gencar
saja, sehingga aku yang melihat gerakan pantat anjing tersebut melalui
cermin, benar-benar terpesona karena gerakan tekanan-tekanan ke depan
pantatnya benar-benar sangat cepat dan gencar, terasa sekarang
serangan-serangan kepala batang kemaluan anjing tersebut mulai
menimbulkan perasaan geli pada belahan pantat aku dan kadang-kadang
ujung batang kemaluannya menyentuh dengan cepat lubang anusku,
menimbulkan perasaan geli yang amat sangat. Terlihat kedua kaki
belakangnya melangkah ke depan, sehingga sekarang kedua paha anjing
tersebut memepeti kedua paha belakangku dan gerakan tekanan dan
cocolan-cocolan kepala batang kemaluannya mulai terarah menyentuh bibir
kemaluanku, aku menjadi bertambah panik, disamping perasaanku yang mulai
terasa tidak menentu, karena sodokan-sodokan kepala batang kemaluan
Tarzan tersebut menimbulkan perasaan geli dan .. harus kuakui enak juga
dan mulai membangkitkan kembali nafsu birahiku yang tertunda tadi.
Ketika aku berpaling lagi ke kaca, terlihat sekarang batang kemaluan
anjing herder tersebut sudah keluar sepenuhnya dari bagian pembungkusnya
dan sudah mulai membesar secara perlahan-lahan, centimeter demi
centimeter terlihat gumpalan daging merah tersebut membesar sehingga tak
lama kemudian terlihat batang kemaluan herder tersebut berupa sebatang
daging merah, bulat panjang mencapai kurang lebih 25 cm dengan lingkaran
kurang lebih 4 cm. Oh.. mungkin sebesar lingkaran tanganku, benar-benar
sangat mengerikan melihat batang kemaluan yang sangat besar itu mencuat
dengan tegang di bawah perut anjing herder yang berbulu itu.
Degup jantungku terasa memukul dengan kencang, aku mencoba berontak
untuk meloloskan diri dari bawah tekanan kedua kaki depan Tarzan, akan
tetapi mendadak gerakanku terhenti dengan tiba-tiba dan tubuhku menjadi
kaku ketika, "Gggeerr..
" terdengar geraman yang keluar dari mulut Tarzan dan terasa kedua kaki
depannya makin mencengkeram dengan kuat pada handuk yang menutupi
punggungku, serta tekanan badannya pada punggungku terasa semakin berat.
Tiba-tiba mataku terbelalak dan tubuhku menjadi kaku tegang ketika
merasakan kepala batang kemaluan yang dahsyat dari anjing tersebut
menyentuh dengan tepat belahan bibir kemaluanku, "Ooohh.. oohh.. aku
akan disetubuhi oleh seekor anjing
" keluhku terengah-engah. Aku semakin terengah-engah ketika merasakan
kepala batang kemaluan herder tersebut terasa terjepit diantara kedua
bibir kemaluanku dan terasa mulai menekan untuk mencari jalan masuk ke
dalam. "Ooohh.. benar-benar Tarzan akan segera membuatku sebagai anjing
betinanya
" Tarzan, ketika merasakan batang kemaluannya dijepit sesuatu yang
lembut tapi kenyal, segera bereaksi dengan cepat dan mulai memompa
batang kemaluannya dengan asyik untuk segera menerobos masuk benda yang
menjepit batang kemaluannya itu, sambil mengeram setiap kali aku mencoba
bergerak menghindar.
Akhirnya dengan suatu gerakan dan tekanan yang cepat, Tarzan mendorong
pantatnya ke depan dengan kuat, sehingga batang kemaluannya yang telah
terjepit diantara bibir kemaluanku yang memang telah basah kuyup dan
licin itu, akhirnya terdorong masuk dengan kuat dan terbenam ke dalam
kemaluanku, diikuti dengan jeritan panjang kepedihan yang keluar dari
mulutku. "Aaduuhh
" sempat terlintas di dalam otakku, "Ooohh gila.. betapa besarnya
" kepalaku tertengadah ke atas dengan mata yang melotot serta mulut yang
terbuka megap-megap kehabisan udara serta kedua tanganku mencengkeram
dengan kuat pada kasur. Akan tetapi Tarzan, tanpa memberikan kesempatan
padaku untuk berpikir dan menyadari keadaan yang sedang terjadi, dengan
cepat mulai memompa batang kemaluannya dengan gerakan-gerakan yang buas,
tanpa mengenal kasihan pada nyonyanya yang baru pertama kali ini
menerima batang kemaluan yang sedemikian besarnya dalam kemaluannya.
Batang kemaluannya dengan cepat keluar masuk mengaduk-aduk lubang
kemaluanku tanpa mempedulikan betapa besar batang kemaluannya
dibandingkan dengan daya tampung kemaluanku, setiap gerakan masuk batang
kemaluannya, terasa keseluruhan bibir kemaluan dan klitorisku tertekan
masuk ke dalam, di mana klitorisku terjepit dan tergesek dengan batang
batang kemaluannya, sehingga menimbulkan perasaan geli dan nikmat yang
tak terlukiskan yang belum pernah kualami selama ini dan pada waktu
batang kemaluannya ditarik keluar, terasa seluruh bagian dalam
kemaluanku seakan-akan tertarik keluar menempel dan mengikuti batang
kemaluannya, sehingga badanku bergerak terdorong ke belakang, dimana
sebelum aku sempat menyadarinya batang kemaluannya telah mendorong maju
lagi dan menerobos masuk dengan cepat ke dalam lubang senggamaku,
menimbulkan sensasi yang sukar dilukiskan dengan kata-kata, aku
benar-benar terbuai dan karena posisiku yang sedang bertumpu pada kasur
tempat tidur, maka kedua buah dadaku yang tergantung bergerak-gerak
terayun-ayun ke depan ke belakang mengikuti dorongan dan tarikan batang
kemaluan Tarzan pada kemaluanku.
"Ooohh.. ini tak mungkin terjadi
" pikirku setengah sadar. "Aku sedang disetubuhi oleh seekor anjing? gila
" sementara persetubuhan liar itu terus berlangsung, desiran darahku
terasa mengalir semakin cepat, pikiran warasku perlahan-lahan menghilang
kalah oleh kenikmatan yang sedang melanda tubuhku, perasaanku
seakan-akan terasa melayang-layang di awan-awan dan dari bagian bawah
badanku terasa mengalir suatu perasaan mengelitik yang menjalar ke
seluruh bagian badanku, membuat perasaan nikmat yang terasa sangat
fantastis, membuat mataku terbeliak dan terputar-putar akibat pengaruh
batang kemaluan Tarzan yang dahsyat mengaduk-aduk seluruh yang sensitif
pada bagian dalam kemaluanku tanpa ada yang tersisa, keseluruhan bagian
yang bisa menimbulkan kenikmatan dari dinding dalam kemaluanku tak lolos
dari sentuhan, tekanan, gesekan dan sodokan kepala dan batang kemaluan
Tarzan yang benar-benar besar itu, rasanya paling kurang dua kali
besarnya dari batang kemaluannya Mas Ferry dan cara gerakan bagian
belakang anjing herder tersebut bergerak memompakan batang kemaluannya
keluar masuk ke dalam kemaluanku, benar-benar sangat cepat, membuatku
tak sempat mengambil nafas ataupun menyadari apa yang terjadi, hanya
rasa geli-geli nikmat yang menyelubungi seluruh perasaanku, membuat
secara perlahan-lahan aku tidak dapat mengendalikan diriku lagi.
Aku mulai menyadari akan hebatnya kenikmatan yang sedang menyelubungi
seluruh sudut-sudut yang paling dalam di relung tubuhku akibat
sodokan-sodokan batang kemaluan seekor anjing dalam kemaluanku dan
membuatku sangat terkejut, "Aaahh.. tidak
setan sedang mencoba kesetiaanku saat ini
Ini sesuatu hal yang sangat tidak wajar
ini benar-benar salah
tapi ohh salah? Aahh.. sshh aku seharusnya tidak menyerah pada cengkeraman tangan-tangan setan
" tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang besar, benar-benar besar sedang
mulai memaksa masuk ke dalam kemaluanku, memaksa bibir kemaluanku
membuka sebesar-besarnya, rasanya sampai sebatas kemampuan yang bisa
ditolerir.
Aku menoleh ke arah cermin untuk melihat apa yang sedang memaksa masuk
ke dalam kemaluanku itu dan.., "Aaaduuhh.. gila.. ini benar-benar gila
" keluhku, terlihat bagian pangkal batang kemaluan Tarzan sepanjang
kurang lebih 5 cm membengkak, membentuk seperti bola dan bagian tersebut
sedang mulai dipaksakan masuk, menekan bibir-bibir kemaluan dan secara
perlahan-lahan menerobos masuk ke dalam lubang kemaluanku. "'Ooohh..
aampun.. jangan Tarzan.. aku akan mati kalau engkau memaksakan benda itu
masuk ke dalamku
" keluhku memelas tak berdaya seakan-akan Tarzan akan mengerti, akan
tetapi sia-sia saja, dengan mata melotot aku melihat benda tersebut
mulai menghilang ke dalam kemaluanku dan terasa seperti bagian bawahku
akan terbelah dua, kepalaku tertengadah ke atas dan mataku terbalik ke
belakang sehingga bagian putihnya saja yang kelihatan, dan sekujur
badanku mengejang, bongkahan tersebut terus menerobos masuk ke dalam
lubang sorgaku, sampai akhirnya seluruh lubang kenikmatanku dipenuhi
oleh kepala, batang kemaluan dan bongkahan pada pangkal batang kemaluan
anjing tersebut. Oh.. benar-benar terasa sesak dan penuh lubang
kemaluanku oleh seluruh batang kemaluan Tarzan.
Dalam keadaan itu Tarzan terus melanjutkan menekan-nekan pantatnya
dengan cepat, membuat badanku ikut bergerak-gerak karena batang
kemaluannya telah terganjal di dalam lubang kemaluanku akibat bongkahan
pada pangkal batang kemaluannya. Pantat anjing tersebut terus
bergerak-gerak dengan liarnya, sambil mulutnya dengan lidahnya yang
terjulur keluar sehingga air liurnya menetes ke pundakku yang ditutupi
handuk, terengah-engah, mendengus-dengus dan menggeram-geram dengan
keras, hal ini mengakibatkan batang kemaluannya dan bongkahan tersebut
mengesek-gesek pada dinding-dinding kemaluanku yang sudah sangat kencang
dan sensitif, yang menimbulkan perasaan geli dan nikmat sehingga
kepalaku tergeleng-geleng ke kiri dan ke kanan dengan tak terkendali dan
dengan tak sadar pantatku kutekan ke belakang merespon perasaan nikmat
yang diberikan oleh Tarzan, yang tak pernah kualami selama ini.
"Ooohh.. tidak.." pikirku, "Aku tak pantas mengalami ini.. aku bukan seorang maniak seks
Aku selama ini tidak pernah beselingkuh dengan siapa pun.. ta.taapii.. sekarang.. oohh seekor anjing? aduuhh
Tapii.. oohh.. enaaknya.. aghh.. akuu.. tak dapat menahan ini.. agghh.. betapa.. nikmaatnya
" Akhirnya aku tidak dapat mengendalikan diriku, rasa bersalahku kalah
oleh kenikmatan yang sedang melanda seluruh tubuhku dari perasaan nikmat
yang diberikan Tarzan padaku, dengan tak sadar lagi aku mengguman,
"Ooohh.. enaakk.. aaggh
teruuss.. puasin aku.. Tarzan
" aku benar-benar sekarang telah menjadi seekor anjing betina, betinanya
Tarzan tapi aku tidak mempedulikan lagi, pokoknya pada saat ini aku
benar-benar telah ditaklukkan oleh Tarzan. Pada saat ini yang kuinginkan
adalah disetubuhi oleh Tarzan, biarlah aku jadi bahan permainan Tarzan,
aku tidak peduli lagi, benar-benar suatu kenikmatan yang liar sedang
merasukku.
Agghh.. biarlah aku disebut apa saja, aku tidak peduli lagi, aku adalah
seorang perempuan jalang, seorang perempuan jalang yang keenakan
diperkosa dan disetubuhi oleh seekor anjing herder besar, herder dengan
alat kejantanannya yang dahsyat, panjang, keras dan besar. Aku memandang
ke bawah antara kedua kakiku yang terpentang dan terlihat bibir
kemaluanku yang terpentang lebar dengan batang kemaluan yang besar dari
herder tersebut terbenam di sela-sela rambut hitam keriting kemaluanku.
Melihat pemandangan itu, tiba-tiba suatu perasaan kenikmatan yang
dahsyat melandaku, yang membuat badanku bergetar dengan hebat dan aku
mengalami orgasmeku yang pertama yang benar-benar dahsyat, suatu
kenikmatan yang tak pernah kualami selama ini.
"Ooohh.. yaa Ooohh.. puasin aku Tarzan
Ooohh.. setubuhi aku dengan batang kemaluanmu yang besar
agghh
" terasa cairan hangat terus keluar dari dalam tubuhku, membasahi
rongga-rongga di dalam lubang kemaluanku. "Aaagghh.. oohh.. benar-benar
nikmat
" keluhku, terasa badanku melayang-layang, suatu kenikmatan yang tak terlukiskan. "Aaagghh
" gerakanku yang liar pada saat mengalami orgasme itu agaknya membuat
Tarzan merasa nikmat juga, disebabkan otot-otot kemaluanku
berdenyut-denyut dengan kuat menjepit batang kemaluannya, mungkin
pikirnya ini adalah betina terhebat yang pernah dinikmatinya, hangat..
sempit dan sangat liar, batang kemaluan Tarzan yang besar itu mulai
membengkak, sementara gerakan-gerakan tekanannya makin cepat saja,
kelihatan Tarzan sedang akan mengalami orgasme, gerakan-gerakan yang
liar dari Tarzan ini menimbulkan perasaan ngilu dan nikmat pada bagian
dalam kemaluanku, membuatku kehilangan kontrol dan menimbulkan perasaan
gila dalam diriku, pantatku kugerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan dengan
liar mengimbangi gerakan sodokan Tarzan yang makin cepat saja.
"Ooohh.. aaduuh.. aaghh
" lenguhan panjang keluar dari mulutku mengimbangi orgasme kedua yang
melandaku. Badanku meliuk-liuk dan bergetar dengan hebat, kepalaku
tertengadah ke atas dengan mulut yang terbuka dan kedua tanganku
mencengkeram kasur dengan kuat sedangkan kedua otot-otot paha mengejang
dengan hebat dan kedua mataku terbeliak dengan bagian putihnya yang
kelihatan sementara otot-otot dalam kemaluanku terus berdenyut-denyut
dan hal ini juga menimbulkan perasaan nikmat pada Tarzan yang
mengakibatkan dia juga mengalami orgasme dan terasa cairan hangat dan
kental yang keluar dari batang kejantanannya, rasanya lebih hangat dan
lebih kental dari punya Mas Ferry.
Oh, air mani Tarzan serasa dipompakan, tak henti-hentinya ke dalam
kemaluanku, rasanya langsung ke dalam kandunganku. Dalam menikmati
orgasmeku, aku dapat merasakan semburan-semburan cairan kental hangat
yang kuat, tak putus-putusnya dari air maninya Tarzan dan hal ini makin
memberikan perasaan nikmat yang hebat. Tarzan terus memompakan benihnya
ke dalam kandunganku terus menerus hampir selama 1 menit, mengosongkan
air maninya yang tersimpan cukup lama, karena selama ini dia tidak
pernah bersetubuh dengan anjing betina.
Menjelang sesaat akhirnya aku menjadi agak tenang dan tiba-tiba aku
kembali menyadari sedang berada dimana dan apa yang sedang terjadi
padaku dengan anjing herderku, aku mencoba bergerak keluar dari bawah
badan Tarzan, sambil menyuruh Tarzan mencabut batang kemaluannya yang
masih terbenam dalam kemaluanku, akan tetapi aku benar-benar shock
ketika merasakan Tarzan melepaskan kedua kaki depannya dari punggungku
dan memutar badannya membelakangiku, sehingga sekarang bagian pantat
kami bertolak belakang, akan tetapi batang kemaluannya yang besar dan
panjang itu tetap terbenam dan terkunci dengan rapat di dalam lubang
kemaluanku. Rupanya bagian pangkal dari batang kemaluannya yang membesar
itu terganjel pada bagian dalam bibir kemaluanku, sehingga batang
kemaluannya tidak dapat lepas dari dalam kemaluanku. Aku mengeluh,
"Ooohh.. gila.. apa yang sedang terjadi ini?
punyanya terganjel di dalamku.. Aaagghh.. ini benar-benar hukuman buatku, karena membiarkan seekor anjing menyetubuhiku
"
Tiba-tiba Tarzan berjalan maju sehingga aku terseret ke belakang
mengikutinya dan sekarang aku merangkak di atas karpet, sehingga aku
sekarang benar-benar seperti seekor anjing betina yang sedang disetubuhi
oleh jantannya dan harus berjalan mundur mengikuti ke mana akan dibawa
oleh jantannya. Aku mencoba bertahan akan tetapi kemaluanku terasa
ngilu. Untung Tarzan berhenti berjalan dan aku dapat mengistirahatkan
kepalaku dengan menundukkan dan meletakkan kepalaku pada karpet dengan
perasaan tak menentu, sedangkan pantatku tetap tertungging ke atas
karena tertarik oleh batang kemaluannya Tarzan yang masih terbenam
dengan ketat dalam lubang kemaluanku.
Sambil merenung, aku mempertimbangkan akibat dari kecerobohanku itu yang
telah membiarkan seekor anjing mengerjaiku dan akibatnya ini sekarang
aku tertelungkup di lantai setengah merangkak dengan kedua tangan dan
lututku, di mana kemaluanku dipenuhi dengan batang kemaluan seekor
anjing. "Aaagghh.. bagaimana kalau Mas Ferry melihat keadaanku ini?
Melihat istri tercintanya menghianatinya dan beselingkuh dengan..
yaahh.. dengan seekor anjing, tidak lebih dari itu
, sedang merangkak dengan kedua tangan dan lututnya dan batang kemaluan
yang besar.. yang dua kali lebih besar dari punyanya sedang terbenam di
dalam kemaluan yang sempit.. oohh.. aaggh" memikirkan hal itu membuatku,
entah bagaimana mendadak membuat badanku serasa panas dan darahku
serasa mengalir dengan cepat disertai nafsu birahiku yang mendadak
meningkat dan akhirnya badanku mulai bergetar dan aku mengalami orgasme
lagi.
"Ooohh.. aduuhh
" kemaluanku benar-benar sudah sangat sensitif, terasa agak ngilu
sehingga setiap gerakan yang dibuat oleh Tarzan mengakibatkan badanku
tergetar dan pantatku terangkat-angkat. Kadang-kadang Tarzan berjalan
maju dan dengan terpaksa aku harus merangkak mundur mengikutinya,
benar-benar seperti sepasang anjing jantan dan betina yang lagi
bersetubuh. Keadaan ini berlangsung kurang lebih setengah jam dan
tiba-tiba terasa bagian yang membengkak pada pangkal batang kemaluannya
mulai mengecil dan.., "Bleepp.." diikuti dengan tercabutnya batang
kemaluan Tarzan dari dalam kemaluanku. Tarzan berjalan ke sudut ruangan
sambil menjilat-jilat batang kemaluannya yang berlepotan air maninya dan
aku tertelungkup lemas di atas karpet sementara dari kemaluanku
mengalir keluar air mani Tarzan yang sangat banyak memenuhi lubang
kemaluanku. Dalam posisi ini aku tertidur dengan nyenyaknya.
Keesokan harinya aku terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas dan
terasa tulang-tulangku seakan-akan lepas dari sendi-sendinya, akan
tetapi perasaanku terasa sangat lega. Setelah mandi dan membersikan
seluruh tubuhku, terutama bagian bawahku yang berlepotan air mani yang
telah mengering, aku merasa perut keroncongan dan sangat lapar, rupanya
kejadian semalam benar-benar menguras seluruh tenagaku. Aku mengambil
makanan yang tersedia di dalam lemari es dan setelah membagikan sebagian
dengan Tarzan, kami berdua menikmati makan yang ada dengan lahap.
Rupanya Tarzan sudah sangat lapar juga setelah semalam menghabiskan
seluruh persediaan air maninya yang ada.
Pada saat sedang makan itu akan mencoba memikirkan apa yang telah
terjadi semalam dan bagaimana cara Tarzan yang dengan cepat bisa
menguasai dan mengerjaiku, seakan-akan dia sudah benar-benar terlatih
untuk itu dan tiba-tiba kusadari, sepertinya dia sudah sering melakukan
ini sebelumnya, tak salah lagi rupanya dia sudah berpengalaman dan
sering melakukannya dengan nyonya Italy-nya dulu, itu sebabnya dia
menyerang dan menyetubuhiku, karena sudah cukup lama puasa sejak nyonya
Italy-nya pergi lebih sebulan lalu. Apakah ini merupakan malapetaka
bagiku atau apa?, bingung aku memikirkannya.
Menjelang sore hari Mas Ferry tiba di rumah dan sambil menciumku, Mas
Ferry bertanya padaku, "Halo sayang.. tentu kau sudah sangat rindu
padaku yahh
Ntar lagi aku akan puasin kamu sayang
" aku hanya tersenyum tersipu-sipu saja sambil melirik ke arah Tarzan
yang sedang memandang kami berdua dengan matanya yang bulat coklat itu.